KONTEKS.CO.ID – Sejumlah tokoh nasional yang menamakan diri Majelis Permusyawaratan Rembang melakukan pertemuan dengan KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di kediaman Kelurahan Leteh, Rembang, Jawa Tengah, pada Minggu, 12 November 2023.
Keterangan pers ‘Pernyataan Bersama Tokoh Bangsa’ disiarkan secara lagnsung melalui link Youtube www.youtube.co/@gitakita6407.
Koordinator Pertemuan Majelis Permusyawaratan Rembang Alif Iman Nurlambang menyampaikan ada sejumlah pembahasan yang telah dibicarakan dalam pertemuan siang ini.
“Tadi kami sowan ke tempat Gus Mus, tujuan pertemuan adalah selain silahturahmi juga menyampaikan beberapa hal mengenai situasi yang sedang berkembang saat ini,” kata Alif Iman di kediaman Gus Mus.
Menurut Alif Iman bahwa pernyataan ini diharapkan dapat memperluas pesan bahwa permasalah yang ada pada bangsa ini dapat disikapi dengan baik oleh masyarakat.
“Kalau mengutip puisi Gus Mus, kita tengah menghadapi satu meteri dengan rasa yang berbeda. Termasuk materi republik dengan rasa kerajaan. Ini menjadi signal bagi banyak orang. Gus Mus menyatakan bahwa sudah waktunya kebudayaan menjadi panglima. Itu garis besar yang memang menyatukan ibu dan bapak yang hadir di kediaman Gus Mus,” katanya.
Ada dua pembahasan dalam pertemuan dengan Gus Mus. Pertama tentang bagaimana kita sebagai masyarakat yang merasa prihatin dengan situasi nasional saat ini. Terutama situasi ketika demokrasi Indonesia dalam keadaan tidak baik.
“Sudah sama-sama kita pahami situasi ketika demokrasi Indonesia ini diontang-anting, diayun-ayun, kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian Mahkamah Konstitusi (MK) sebagaimana bukti-bukti ditemukan oleh majelis kehormatan, ada intervensi dari eksekutif ke yudikatif. Kemudian juga ada situasi lain juga ada situasi lain ada ancaman terhadap azas jujur dan adil pemilu yang akan kita lakukan itu tidak bisa berlangsung dengan baik,” katanya.
Karena itu, perlu ada urung rembuk secara terus menerus dari tokoh-tokoh bangsa. Tertemuan secara menerus, agar menjadi kegelisahan bersama. Karena itu, pertemuan ini bertujuan ingin memberikan nasihat kepada kekuasaan, kepada elit-elit politik bahwa yang terjadi saat ini melukai perasaan masyarakat.
“Pertemuan urung rembuk terus menerus, sebesar dan sebanyak mungkin untuk dua hal. Pertama saya mengutip kalimat Gus Mus, memberikan nasihat kepada kekuasaan, kepada elite-elite politik bahwa apa yang sudah berlangsung, melukai persaan kita semua. Walau kata-kata melukai belakangan sering disebut sebagai sok drama, sok sinetron, kebayakan drakor,” katanya.
Sementara yang kedua, Gus Mus menganjurkan pertemuan-pertemuan serupa dilakukan untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa kita harus saling memahami situasi yang terjadi saat ini.
“Saling memahami situasi sekarang itu tidak enak. Kalau boleh mengutip Pak Jokowi, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Karena itu, nasihat-nasihat penting disampaikan juga kepada warga negara agar situasi tetap bisa adem, kekecewaan bisa disalurkan melalui saluran-saluran demokratis, sehingga sama-sama memperingatkan agar penguasa juga eling,” katanya.
Dalam keterangan pers ini, tokoh-tokoh yang hadir adalah Antonius Benny Susetyo, Goenawan Mohamad, Lukam Hakim Saifuddin, Omi Komaria Madjia, Gus Wahyu.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"