KONTEKS.CO.ID – Baliho calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo dicopot di Pematang Siantar, Sumatra Utara.
Tak pelak, para pemimpin partai politik (parpol) yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pematang Siantar melayangkan protes kepada pihak pemerintah kota.
Politikus PDIP Aria Bima menduga, ada sejumlah oknum aparat yang bertindak di luar batas mencopot baliho Ganjar Pranowo tersebut.
Bima Arya menyampaikan hal itu kepada wartawan di Media Center Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara 19, Jakarta Pusat pada Senin, 13 November 2023.
“Ini yang mungkin disinggung ada oknum aparat, saya tidak katakan oknum aparat secara keseluruhan, ada oknum-oknum aparat yang over acting,” ungkap Aria Bima.
“Satu pihak difasilitasi dipasang di mana-mana, satu pihak ada yang masang satu dua baliho saja digulung atau dicopot,” imbuhnya.
Aria Bima mengaku heran penurunan baliho itu seolah dikerjakan sepihak.
Padahal, kata dia, jika ada kesalahan atau pelanggaran maka bisa saja dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau tim kampanye pendukungnya.
Dia khawatir, penurunan baliho sepihak itu akan menimbulkan ketidaksukaan publik pada aparat.
“Kalau ada kesalahan atau ketidakberesan pemasangan tentunya ada proses penindakan ke Bawaslu atau pada tim kampanyenya, yang lebih teduh. Tidak memunculkan keberingasan masyarakat yang merasa simbol pilpresnya atau simbol partainya diturunkan,” ujarnya.
Aria Bima meminta kesediaan Presiden Joko Widodo terus mengawal penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024, agar peristiwa serupa tak terjadi lagi.
Hal itu, kata dia, sudah menjadi tugas atau bahkan tanggungjawab Jokowi sebagai Presiden.
“Ini yang diingatkan oleh Ibu (Megawati Soekarnoputri) tidak bermaksud kemudian semakin buat keruh. Tapi Ibu mengingatkan ada kecenderungan hati-hati kepada netralitas yang akhir-akhir ini kok cenderung mulai tidak terlihat, jangan seperti zaman orde baru,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"