KONTEKS.CO.ID – Frans Magnis Suseno menyampaikan pandangannya terkait kondisi Indonesia terkini jelang Pilpres 2024.
Menurut Frans Magnis Suseno yang merupakan Guru Besar Filsafat dan Etika itu, kondisi Indonesia saat ini dalam kondisi yang cukup berbahaya.
Frans Magnis Suseno berpandangan, kini penguasa tanpa malu membangun dinasti politik keluarga untuk kekuasaan keluarganya.
Dia menyampaikan hal itu saat diskusi bertajuk “Menyelamatkan Demokrasi dari Cengkraman Oligarki dan Dinasti Politik, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 14 November 2023.
Awalnya, pria yang karib dengan sapaan Romo Magnis itu menyoroti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang ada di Indonesia.
“Kenyataan bahwa dari sekian banyak menteri, kepala daerah, anggota DPR, DPRD, pejabat eselon 4 sampai eselon 1. Saya catat itu sudah kena korupsi, sebetulnya mengejutkan,” ujarnya.
Menurut Romo Magnis, hal itu menjadi pertanyaan. Pasalnya, pejabat yang seharusnya melayani masyarakat dalam negara, malah melayani kepentingannya sendiri.
“Kita tahu tahun-tahun terakhir DPR dengan dukungan dari presiden mengebiri KPK. Penguasa tanpa malu membangun dinasti politik keluarga untuk kekuasaan keluarga,” katanya.
Romo Magnis menambahkan, yang mengkhawatirkan kalau orang melihat itu tidak beres.
“Kalian tahu itu tidak beres dan coba-coba kita masih bisa mengerti itu. Tetapi tidak beres dan kita di tangan orang seperti itu, ya, berbahaya juga,” ungkapnya.
“Ada ancaman terhadap independensi yustisi di Indonesia itu gawat. Masyarakat tidak akan kerasan di negara ini bahwa tidak percaya di pengadilan akan dapat keadilan,” ujarnya.
Romo Magnis Ragu dengan Jokowi
Menurut Romo Magnis, dia sebenarnya sudah ragu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika tidak mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perppu) atas UU KPK.
Kata Romo Magnis, dia bersama 70 orang ke Istana untuk menghadap Jokowi agar UU KPK yang baru dibatalkan lewat Perppu.
“Saya tidak terlalu banyak ngomong di situ, presiden mendengarkan dengan penuh perhatian. Ada orang seperti Emir Salim, sahabat saya Almarhum Azyumardi Azra dan selama dua jam kami minta presiden supaya pakai Perppu,” jelasnya.
Romo Magnis menilai, Perppu itu penting agar KPK kembali kuat dalam upaya-upaya pemberantasan korupsi.
Apa mau dikata, Presiden Jokowi tidak menghiraukan permintaan para tokoh bangsa tersebut.
“Presiden mendengarkan tetapi tidak menghiraukan. Di situ saya mulai ragu-ragu. Kok, kepentingan apa untuk mengebiri KPK,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"