KONTEKS.CO.ID – Hacker Jimbo yang diduga meretas data daftar pemilih tetap (DPT) milik KPU RI pada Pemilu 2024, harus mendapatkan perhatian serius.
Anggota Komisi II DPR RI, Guspardi Gaus, menyampaikan, pemerintah harus menginvestigasi dugaan kebocoran ini.
Sebab, kata Guspardi, jika tidak ditangani secara cepat, dikhawatirkan dapat disalahgunakan oleh oknum tertentu.
“Jika benar dugaan kebocoran data ini, itu adalah sesuatu yang mengkawatirkan,” kata Guspardi dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat 1 Desember 2023.
Dia menjelaskan, data yang dibobol hacker jumlahnya hampir sama dengan milik KPU RI yakni sebanyak 204.807.203 pemilih.
Politisi PAN itu, menilai, data pemilih sangat penting dan bersifat rahasia. Sebab, berisikan keterangan nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK).
“Nomor Kartu Keluarga, Nomor KTP (berisi nomor paspor untuk pemilih di luar negeri), jenis kelamin, tanggal lahir, status pernikahan.
Kemudian, berisikan alamat lengkap, serta kodefikasi Tempat Pemungutan Suara (TPS),” tandas Guspardi. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"