KONTEKS.CO.ID – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, kesepakatan yang terjadi antara Presiden Jokowi dan Presiden FIFA Gianni Infantino bisa menjadi titik tolak perubahan mendasar pengelolaan sepak bola di Indonesia, pasca tragedi Kanjuruhan.
“Perubahan di Indonesia memang membutuhkan perubahan secara sistematis dan mendasar. Maka kesepakatan yang dicapai Presiden Jokowi dan Presiden FIFA Gianni Infantino menjadi titik tolak langkah perubahan tersebut,” kata Huda kepada wartawan, Jumat, 21 Oktober 2022.
Menurut politikus PKB ini, dengan adanya pertemuan itu maka semua pihak tidak bisa menghindar dari butir kesepakatan yang telah dicapai. Karena selama ini seringkali inisiasi perbaikan sepak bola dari pemerintah mentok saat pengurus federasi berlindung di balik statuta FIFA.
“Upaya perbaikan sering dinarasikan sebagai bentuk intervensi sehingga akan mengundang sanksi FIFA. Nah dengan kesepakatan Presiden dengan FIFA maka hal itu tidak akan terjadi lagi,” ujarnya.
Selain itu aspek pembenahan sepak bola itu sejauh ini tak kunjung terealisasi, meski kepengurusan federasi sepak bola di Indonesia terus berganti tiap rezim. Padahal, itulah yang selama ini dinanti oleh publik.
“Sistem pengelolaan sepak bola masih jauh dari harapan. Pergantian pengurus federasi seolah hanya sekadar mengganti orang, tetapi tak kunjung melakukan banyak pembenahan,” jelasnya.
Atas dasar itu, ia berharap agar kesepakatan dengan FIFA benar-benar diimplementasikan di lapangan. Dan mereka yang dipilih untuk melakukan transformasi perbaikan sepak bola Indonesia harus benar-benar bisa menerjemahkan kesepakatan tersebut dalam butir-butir yang lebih spesifik.
“Kami sungguh berharap agar langkah perbaikan ini benar-benar murni perbaikan. Tidak ada lagi intervensi kepentingan dari individu atau kelompok tertentu,” katanya.
Sehingga sepak bola Indonesia benar-benar menjadi wahana hiburan dan peningkatan prestasi olahraga di level regional maupun internasional.
“Sistem pengelolaan sepak bola masih jauh dari harapan. Pergantian pengurus federasi seolah hanya sekadar mengganti orang, tetapi tak kunjung melakukan banyak pembenahan,” ujarnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"