KONTEKS.CO.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara resmi menetapkan adanya temuan kasus mycoplasma pneumoniae di Indonesia. Kemenkes mendapat laporan ada enam orang yang terkena virus ini pada periode Oktober-November 2023..
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu menyatakan, lima pasien menjalani perawatan di RS Medistra, dan satu pasien Jakarta Woman & Children’s Clinic (JWCC).
Lebih rinci lagi, dua pasien rawat inap di RS pada Oktober lalu, sedangkan tiga lainnya hanya rawat jalan di November 2023.
Max memastikan bahwa semua pasien telah sembuh setelah menjalani perawatan. Kebanyakan yang terkena virus ini adalah anak-anak usia 3-12 tahun.
“Semua pasien sudah sembuh, baik yang pernah melakukan rawat inap, maupun rawat jalan,” katanya dalam keterangan pers, Rabu 6 Desember 2023.
Fatalitas Rendah
Sementara itu, dokter apesialis anak di RS Cipto Mangunkusumo Nastiti Kaswandani menegaskan bahwa tingkat fatalitas dan keparahan akibat bakteri mycoplasma pneumoniae lebih rendah ketimbang COVID-19.
“Tingkat keparahan maupun mortalitas (kematian) akibat mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah, hanya 0,5 sampai 2 persen. Ttu pun pada mereka dengan komorbiditas,” kata Nastiti.
Menurutnya, virus mycoplasma pneumonia ini bukanlah virus atau bakteri baru. Gejala awalnya demam, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri dada, dan lemas.
Senada, dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Prof Erlina Burhan menambahkan, pneumonia akibat bakteri mycoplasma telah ada sejak periode 1930.
Pneumonia merupakan peradangan akut pada paru akibat dari bakteri, virus, jamur, dan parasit. Pada 2017, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia 5 tahun di Indonesia, atau mencapai 15 persen dari seluruh kematian anak.
“Gejala pneumonia mycplasma berdasarkan kasus di China yaitu batuk, demam, fatigue,” katanya,
Mycplasma pneumonia belakangan memang menjadi perhatian dan kewaspadaan dunia. Ini lantaran bakteri tersebut telah menyebabkan kenaikan kasus pneumonia di Tiongkok Utara dan Eropa yang mayoritas menyerang anak-anak.
Erlina mengatakan, karena bukan penyakit baru, pengobatan untuk mycoplasma pneumoniae tidak susah. Obat ini mudah ditemukan di puskesmas dan dapat diperoleh menggunakan BPJS.
Erlina mengatakan, hal terpenting saat ini adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai kunci utama pencegahan penyakit ini. (Laporan: Melani Angelina-Reporter Magang/Jakarta).***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"