KONTEKS.CO.ID – Calon wakil presiden Mahfud MD menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sangat sulit mencapai 7 persen dalam satu tahun. Semua yang menjadi penghambat adalah praktik korupsi.
Dalam pemaparan visi misi, Mahfud sebelumnya lebih dulu meminta masyarakat bersujud semuanya kepada ibu kita dalam rangka mengucapkan selamat hari ibu.
“Dan sesudah ini kita lanjutkan pengabdian kita pada ibu pertawi,” kata Mahfud.
Mahfud kemudian menyampaikan apa mungkin dirinya bersama Ganjar Pranowo mentargetkan mendapat pertumbuhan ekonomi 7 persen di dalam satu tahun.
“Karena di dalam sejarah reformasi tidak pernah sampe tumbuh sebanyak 7 persen, dulu itu hanya pernah dicapai pada tahun 1989 sampai 1991 di era Orde Baru,” kata Mahfud.
Mahfud kemudian menyampaikan hal ini kepada para ahli. Lalu disampaikan bahwa karena kebodohan kita, maka kita sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen. Padahal Indonesia kaya, baik alamnya dan juga sumber daya manusiannya.
“Lalu mereka mengatakan hanya karena kebodohan kita, kita ini tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7 persen, karena kita ini kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hebat,” katanya.
Kemudian yang menjadi masalah adalah banyak korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi. Mulai dari sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor impor, dan investasi.
“Jadi dengan demikian karena banyak korupsi dan itu memang betul terjadi,” katanya.
Berdasarkan kajian, korupsi terjadi di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif secara besar-besaran. Korupsi juga terjadi di tiga matra alam kita.
“Kita menginjak bumi ada korupsi di tanah dan pertambangan, kita ke laut ada korupsi di masalah kelautan, kita melihat udara pesawat terbang kita ternyata di udara juga ada banyak korupsi,” katanya.
Akibatnya, rakyat miskin. Mahfud bercerita saat dia bertemu dengan seorang bernama Tedy dan Joni di Padang, dan pegawai angkutan perusahaan truk. Mereka menyatakan tidak pernah bisa mendapat subsidi minyak yang disediakan oleh negara karena tidak pernah sampai karena dikorupsi.
Mahfud juga bertemu dengan seorang anak di Bandung Barat, yang ingin terbang seperti layang-layang meraih cita-cita. Tapi dia tidak dapat mencapai cita-cita yang diinginkan.
“Kemudian saya ingat pulau saya, Madura, di Madura kaya itu dengan gas alam. Tetapi sampai sekarang tidak pernah dioptimalkan untuk dimanfaatkan,” katanya. Kata Mahfud yang menyampaikan bahwa kuncinya adalah bagaimana kita memberantas korupsi.
Lalu ada pertanyaan saat Mahfud MD memimpin orang takut ditangkap. Kemudian dia meminta tanggapan para ahli, dan pelaku usaha. Ternyata mereka justru perlu seorang penegak hukum seperti Mahfud MD.
“Karena apa? karena kalau kami mau berinvestasi di Indonesia ini diperas, mau berusaha ini diperas,” katanya.
“Kalau kami bayar padahal diperas, lalu ketahuan kami ditangkap. ‘Katanya kami menyuap” Itulah Indonesia ini pada saat ini. Oleh sebab itu, kita harus lawan korupsi, menggunakan istilah anak muda ‘Hai koruptor, ku tabrak kau’, Hai wir, mundur kau wir,” katanya.
“Nah korupsi saya tabrak. Ini dalam rangka terjadi pemerataan seperti ketentuan Pasal 3 UUD. Jangan biarkan kekayaan itu hanya diberedar di antara orang kaya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"