KONTEKS.CO.ID – Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjawab sentilan Gibran Rakabuming Raka soal keinginan membangun 40 kota selevel Jakarta dalam debat cawapres.
Menurut Gibran, keinginan Cak Imin dalam debat cawapres itu agak aneh lantaran ingin membangun 40 kota selevel Jakarta tapi tak menyetujui IKN.
Cak Imin menjelaskan dalam debat cawapres tersebut, untuk membangun 40 kota selevel Jakarta itu dengan memanfaatkan kota-kota yang sudah potensial.
“Yang saya sampaikan seperti Jakarta itu memiliki standar upaya sampai menuju (seperti) Jakarta. Di mana tentu, kota-kota yang potensial cukup disentuh dengan beberapa anggaran yang menumbuh-kembangkan, misalnya Pontianak, 1 tahun cuma Rp1 triliun,” ujar Cak Imin, Jumat 22 Desember 2023.
“Bagaimana kalau 1 tahun kita bisa investasikan pengembangan kota hingga Rp3 triliun, Rp5 triliun, APBN kita cukup,” imbuh Cak Imin.
Menurut Cak Imin, cara itu juga bisa melibatkan bantuan pembiayaan yang melibatkan swasta atau CSR.
Dengan begitu, kata dia, rencana itu bisa tercapai dengan APBN yang ada.
“Apa lagi seperti yang disampaikan Pak Gibran tadi, melibatkan berbagai cara pembiayaan yang melibatkan baik itu swasta maupun CSR,” jelasnya.
Cak Imin pun menekankan selevel Jakarta merupakan target utama. Dia menilai, hanya perlu kota yang potensial untuk mencapai itu dalam waktu singkat.
“Jadi apa yang disampaikan selevel Jakarta itu target utama. Tapi yang lebih penting dari itu adalah infrastruktur yang dibutuhkan, dipersiapkan dari potensi yang sudah ada,” terangnya.
“Sehingga dalam waktu singkat kota-kota 40 kita itu benar-benar sudha gunakan potensi yang sudah dimiliki yang ada,” tandasnya.
Sebelumnya, Cak Imin berjanji akan membangun 40 kota baru selevel Jakarta dalam debat cawapres di JCC, Senayan, Jakarta.
“Kami memiliki satu tekad bahwa di dalam pemerintahan yang akan datang, minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel Jakarta,” kata Cak Imin saat debat cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat 22 Desember 2023.
Kota tersebut, kata Cak Imin, mampu menampung jumlah penduduk serta memberikan sarana dan prasarana yang memadai.
“Sekaligus kemampuan untuk terjaganya lingkungan yang memungkinkan untuk sehat. Termasuk kehidupan yang memberikan kenyamanan bagi seluruh penduduknya,” ujarnya.
“Di mana, perumahan tidak terlalu tidak terlampau jauh dari pusat-pusat pekerjaan. Di mana akses pendidikan bisa sampai kepada yang membutuhkan,” imbuhnya.
Sementara, lanjutnya, fiskal yang dibutuhkan adalah kepandaian mengambil prioritas.
Selengkapnya silakan simak di sini.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"