KONTEKS.CO. ID – Panasnya dan ketatnya persaingan untuk menuju kursi DPR RI pada daerah pemilihan Jawa Barat XI yang mencakup Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya melalui Pemilu 2024 akan berlangsung sangat dinamis.
Persaingan antar caleg baik dari sesama partai maupun beda partai menunjukan pola indikasi yang cukup ketat dalam persaingan menuju kursi wakil rakyat.
Dengan maraknya hasil survei yang cenderung konsisten dan sesuai dengan pola kampanye dilakukan oleh para caleg di dapil Jabar XI.
Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto mengatakan, dapil Jabar XI banyak diisi oleh caleg berlatar belakang tokoh, artis, mantan istri menteri, istri wakil bupati, petahana hingga pendatang baru.
Kebanyakan pendatang baru yang ingin merebut kursi DPR RI sebelumnya menjabat Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang pada Pemilu 2019 lalu meraih jumlah suara cukup besar.
Pengamat politik dan hukum negara ini mengatakan, nama-nama caleg yang saat ini masih menjabat sebagai anggota dewan 2019-2024 untuk RI masih menunjukan jumlah presentase dan potensi perolehan suara yang dominan di dapil tersebut.
Diantaranya; Muhammad Husein Fadhlulloh dari Partai Garindra, Subarna dari Partai Gerindra, Dony Muryadi Oekon dari PDIP, Nurhayati dari PPP.
Selanjutnya, Siti Mufattahah dari Partai Demokrat, Ferdiansyah dari Golkar yang berpotensi terpilih kembali sebagai anggota dewan RI untuk 2024-2029 dari Dapil Jabar XI.
Hal Itu diketahui dari survei nasional dan data dari berbagai narasumber di daerah.
“Untuk potensi perolehan suara partai dan para caleg DPR RI di dapil Jawa Barat XI menghasilkan jumlah presentasi dan indikasi jumlah proyeksi suara yang menunjukan persaingan yang sangat ketat antara caleg petahana dan caleg baru,” kata Hari melalui keterangannya, Minggu, 7 Januari 2024.
Parpol Bersaing Ketat
Menurut Hari, dari analisa hasil survei-survei tersebut, Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP dan PDIP masih berpotensi mendominasi untuk jumlah kursi petahana yang dapat dipertahankan.
“Partai Gerindra mungkin akan turun menjadi dua kursi dan Partai Golkar yang di prediksi akan menambah jumlah kursi menjadi dua,” ujar Hari.
“Partai lain yang berpotensi meloloskan calegnya ke Senayan adalah PKB, PAN, PKS, Nasdem melalui caleg-caleg barunya,” tambah Hari.
Dia mengatakan dari para caleg pendatang baru yang diusung partai-partai tersebut ada nama-nama yang ia himpun dari beberapa survei dan polling di Jabar XI yang berpotensi meraih suara untuk lolos ke Senayan.
Yakni; Ade Ginanjar dari Golkar yang kini duduk dikursi DPRD Provinsi Jawa Barat, Imas Aan Ubudiah dan H. Oleh Soleh dari PKB, Hani Firdiani dan Sohibul Iman dari PKS.
Sementara, Nasdem menunjukan dua nama yang juga bersaing untuk dapat maju ke Senayan yaitu Ade Kaca dan Lola Nelria Oktavia.
PAN juga berpotensi tetap mengamankan kursinya, namun nama yang diproyeksi lolos ke Senayan adalah James Muhammad Al Fatih.
Caleg Artis Ramaikan Dapil Jabar XI
Dapil Jabar XI juga diramaikan sejumlah artis nasional seperti Mulan Jamila dari Partai Gerindra yang masih DPR RI. Nama artis lainnya Ali Syakib dan Didi Royadi.
Hari mengatakan, terkait proyeksi nama caleg yang berpotensi lolos meraih kursi DPR RI dari dapil Jabar XI tersebut berdasarkan hasil survei nasional maupun lokal.
Dia juga melakukan beberapa analisa melalui metode samping dan interview door to door dengan warga di Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya yang menjangkau sampai ke 70 persen total kecamatan di tiga wilayah tersebut.
Dia menganalisa mengenai tingkat popularitas caleg dan observasi proses serta pola kampanye seluruh caleg yang turun ke masyarakat dalam kurun waktu 2 bulan ke belakang.
Sehingga, data yang pada sampling menunjukan sejumlah nama-nama yang berpotensi dan diproyeksikan lolos ke Senayan dengan jumlah respon dan pilihan dari para pemilih di TPS kelak pada Pemilu 2024.
“Ia berharap para caleg-caleg tersebut apabila terpilih kelak pada Pemilu mendatang akan menjadi dewan yang amanah untuk para konstituennya dan tetap melakukan kampanye yang bebas dari praktik politik transaksional dan kecurangan pada saat pemilu tanggal 14 Februari 2024 kelak,” kata Hari.
Dia menegaskan bahwa lembaga SDR yang dipimpinnya itu akan memantau jalannya prosesi Pemilu 2024 di berbagai dapil untuk mencegah potensi kecurangan dan praktik serangan fajar atau politik uang.
“Sehingga para caleg yang lolos merupakan caleg-caleg berkualitas dan unggul dengan program-program membangun dapil nya baik dan benar secara umum,” tutup Hari. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"