KONTEKS.CO.ID – Capres nomor urut satu, Anies Baswedan bertanya kepada Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo terkait skor kinerja Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.
Awalnya, Anies Baswedan menyinggung saat Ganjar Pranowo membahas soal belanja Alutsista, minumum force.
Kemudian, kata Anies Baswedan, Ganjar Pranowo sempat memberikan penilaian kinerja penegakan hukum di Indonesia. Menurut Anies, saat itu Ganjar memberikan skor 5.
“Pertanyaannya sekarang, terkait dengan pertahanan berapa skor yang bapak berikan atas kinerja Kementerian Pertahanan yang dipimpin bapak Prabowo,” tanya Anies.
Ganjar pun langsung memberikan jawaban tegas. “Lima juga,” ucap Ganjar.
Menurut Ganjar, dia sudah menyiapkan data terkait hal itu. Ganjar lantas menyinggung soal pembangunan sistem pertahanan Indonesia.
“Ketika Indonesia ingin membangun sistem pertahanan tidak boleh gonta-ganti. Kita mesti ajeg, konsisten,” ujarnya.
Kemudian kedua, kata Ganjar, pemerintah wajib mendengarkan dari seluruh matra (dalam tubuh TNI).
“Maka seluruh proses perencanaannya harus bottum up,” ucapnya.
Ganjar mengaku, bertemu dengan seseorang yang punya pangkat cukup tinggi.
“‘Pak, kalau bapak kasih persenjataan kepada saya yang tidak saya butuhkan sudah saya siapkan museum untuk saya taruh di sana’,” katanya.
Situasi tersebut, lanjut Ganjar, tidak membuat nyaman. Namun demikian, hal itu harus tetap dibuka apapun kondisinya untuk perbaikan bangsa.
“Kritik oto kritik itu menyehatkan, tidak ada kok rasa dengki di hati saya. Yang ada adalah rasa cinta Tanah Air ini mesti kita wujudkan agar kita bisa menjadi negara kuat di banyak area dan kita berbicara di dunia internasional disegani,” tuturnya.
Ganjar lantas mengutip kalimat Presiden Pertama RI, Sukarno.
“Daulat politik itu wajib. Berdikari di bidang ekonomi pun mesti dituju dan kita punya kepribadian dalam kebudayaan,” ujarnya.
Saat ini, kata Ganjar, daulat pertahanan Indonesia mesti ditunjukkan.
Tanggapan Anies
Setelahnya, Anies Baswedan pun langsung memberi tanggapan soal jawaban Ganjar.
Menurut Anies, TNI dan Polri bekerja luar biasa dan pantas mendapatkan rasa hormat dan terima kasih.
Namun, dari sisi kebijakan parah. Di era Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kenaikan gaji terjadi 9 kali.
Sementara, di era saat ini kenaikan gaji di Kemenhan hanya terjadi tiga kali.
Tapi di sisi lain kesejahteraannya tidak dipikirkan dengan serius dengan Tunjangan Kinerja (Tukin) yang hanya 80 persen. Anies membandingkannya dengan Kementerian Keuangan dan PUPR yang menterinya mengusahakan kenaikan tukin tersebut.
“Lalu kita lihat tadi alutsista bekas, itu risikonya adalah keselamatan dari TNI kita,” ujarnya.
Namun, tak mengatakan secara eksplisit berapa skor kinerja Kemenhan di bawah kepemimpinan Prabowo.
“Skornya justru di bawah lima mas Ganjar. Kalau lima itu ketinggian,” kata Anies.
Ganjar kemudian mengatakan, Anies seharusnya tak usah takut menyebutkan angka dan memintanya memberikan skor kinerja Kemenhan.
“Sebutkan saja angkanya berapa, kayak saya gitu lo. Jangan di bawah lima, sebut saja berapa,” kata Ganjar.
“Sebelas mas, dari 100,” ucap Anies menyela.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"