KONTEKS.CO.ID – Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan mengeluarkan catatan hasil debat capres ketiga yang digelar pada Minggu, 7 Januari 2024.
Menurut Syahganda Nainggolan, pada debat ini akhirnya Ganjar Prabowo dan Anies Baswedan mengeroyok Prabowo Subianto. Katanya ada 7 catatan penting usai debat capres ini digelar.
Pertama, Anies membuka front terhadap Prabowo dan juga Jokowi. Terutama soal penguasaan lahan milik Prabowo ratusan ribu hektar, soal kegagalan membangun ketahanan pangan dalam kasus ‘Food Estate’, soal anggaran pertahanan untuk membeli alutsista bekas dan gagal dalam etika.
“Soal Jokowi lebih disorot sebagai pemimpin yang tidak punya kemampuan diplomasi kelas dunia, cuma datang dan pulang dalam event event Internasional,” ujar Syahganda Nainggolan dalam keterangan pada Senin, 8 Januari 2024.
Kedua, Ganjar yang semula mengambil sikap ‘damai’ kepada Prabowo ternyata berubah memberikan serangan keras.
Ganjar menyampaikan Prabowo tidak mempunyai penjelasan yang benar tentang pemutusan hubungan kerja pembuatan kapal antara PT. PAL dan Korsel.
Kemudian juga soal penjelasan Prabowo terkait usia pesawat tempur. Seperti Pesawat Mirage milik Qatar, dan terkait dengan kesiapan pemakaiannya atau detterent.
“Ganjar memiliki data-data serius soal isu ketahanan,” catat Syahganda.
Ketiga, terkait hutang luar negeri, bahwa Prabowo meyakini utang dapat mencapai 50% PDB, karena Indonesia menurutnya masih terbaik di dunia soal utang.
Tapi Anies justru meminta agar utang dibatasi hanya 30%. Menurut Anies kehati-hatian soal utang penting karena bisa menjadi sumber masalah.
Kemampuan membayar utang menurut Anies, harus dilihat dari sisi kemampuan pemasukan negara. Anies minta pembelian alutsista harus satu paket dengan utang.
“Ganjar menyoroti pikiran John Perkins soal bahayanya utang najis atau odious debt,” catat Syahganda lagi.
Empat, serangan kepada Prabowo dikuantifikasi oleh Ganjar dan Anies secara simultan. Ganjar memberi nilai keberhasilan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan Jokowi dengan nilai jeblok atau hanya 5.
Ganjar yakin tentang nilai itu karena berbasis indeks pencapaian Indonesia yang menurun dalam penilaian berbagai lembaga internasional pada bidang militer dan pertahanan.
“Ketika Prabowo menuduh Ganjar tidak mempunyai data yang benar, Ganjar bahkan menawarkan Prabowo untuk mendatangkan stafnya dalam debat, untuk beradu data,” ujarnya.
Sementara saatGanjar memberi nilai kesuksesan Prabowo hanya 5, Anies merespon bahwa nilai Prabowo hanya 11 dari 100 atau jauh lebih buruk lagi.
Kelima, Anies menekankan agar permasalahan ketahanan dan keamanan dilihat dari pergeseran tantangan, bukan ‘old views’. Harus melihat adanya tantangan baru yang merupakan konsekuensi cyber world.
Pemimpin harus mempunyai etika, melindungi keluarga-keluarga, dan menjadi pemimpin diplomatik Indonesia di dunia.
Keenam, Ganjar melihat ‘Garda Samudera’ merupakan sreategi baru. Strategi ini membutuhkan anggaran ditingkatkan 1-2%. Prioritas di ranah laut diutamakan, kemudian udara, dan lainnya secara proporsional.
Ketujuh, dari debat ini kita melihat Anies dan Ganjar telah menjadi musuh bersama buat Prabowo. Ini akan membuat luka pada Prabowo karena baik Anies maupun Ganjar tidak mau ada penjelasan di luar forum debat yang ditawarkan Prabowo.
“Akhirnya kita melihat keunggulan Anies dan Ganjar jauh di atas Prabowo dalam tema debat capres ke-3 ini. Kelihatannya debat ini akan membuat kenaikan elektabilitas bagi Anies dan Ganjar secara signifikan,” kata Syahganda.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"