KONTEKS.CO.ID – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan ulang tahun ke-51 pada 10 Januari 2024 hari ini. Partai berlambang banteng ini memiliki sejarah panjang dan penuh lika-liku.
PDIP berdiri pada 10 Januari 1973 sebagai hasil penggabungan lima partai politik. Kelima partai itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
Kelima partai tersebut memiliki latar belakang dan preferensi berbeda, tetapi memiliki satu kesamaan, yaitu komitmen untuk memperjuangkan demokrasi dan keadilan sosial di Indonesia.
Selama perjalanannya, PDI telah mengalami berbagai perubahan, termasuk dalam struktur kepemimpinannya.
Pada masa Orde Baru, PDI pimpinan Soerjadi menjadi kepanjangan tangan penguasa.
Pada, Kongres PDI 1993 Di Surabaya, Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai ketua umum.
PDI kubu Soerjadi menolak untuk mundur, sehingga terjadilah KLB di Medan pada tahun 1996. Megawati yang tidak mendapat undangan kongrse menolak mengakui hasil kongres tersebut dan menilai dirinya sebagai pemimpin dah PDI.
Peristiwa ini menjadi momen penting bagi Megawati untuk muncul dalam dunia politik Indonesia. Namanya menjadi simbol perlawanan masyarakat Indonesia terhadap Orba dan PDIP semakin tersebar di seluruh negeri.
Pada pemilu tahun 1999, PDI yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan meraih suara terbanyak. Namun karena permainan politik di parlemen, Megawati tidak terpilih sebagai Presiden RI namun hanya sebagai wapres. Namun ketika Gus Dur jatuh dari kursi kepresidenan, Megawati menjadi Presiden RI.
Sejak debut di pemilu tahun 1999 sampai dengan di 2019,PDIP telah menjadi partai politik terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah kursi di DPR RI.
PDIP telah menjadi bintang politik Indonesia selama lebih dari lima dekade. Partai ini telah memainkan peran penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia dan tetap menjadi salah satu partai politik terbesar dan terkuat di Indonesia hingga saat ini. (Al Gregory RP Radjah – Jurnalis Magang)***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"