KONTEKS.CO.ID – Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla ikut komentar soal pelaporan capres nomor urut 1 Anies Baswedan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) terkait tudingan fitnah luas lahan milik Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto seluas 340 ribu hektare.
Kepada wartawan di kediamannya pada Rabu, 10 Januari 2024, Jusuf Kalla menyampaikan bila Anies diperiksa, Bawaslu juga bisa minta kesaksian dari Presiden Joko Widodo.
Menurut JK, terkait dengan lahan ribuan hektare milik Prabowo Subianto yang disampaikan Anies dalam debat capres ketiga, bersumber dari Jokowi.
“Bagus itu kalau dibawa ke Bawaslu. Kalau diperiksa, gampang, Anies minta kesaksian dari Pak Jokowi karena yang pertama ngomong Pak Jokowi. Paling bagus, dua-duanya diperiksa,” ujar Jusuf Kalla.
Dalam debat capres ketiga, Prabowo Subianto tampak tidak dapat menahan emosi saat disinggung soal kepemilikan lahan yang mencapai 340.000 hektare oleh Anies Baswedan pada Minggu, 7 Januari 2024.
Hal itu dilontarkan Anies untuk mengawali jawaban dari panelis. Anies menyampaikan klarifikasi bahwa kepemililkan lahan Prabowo Subianto bukan 320 hektare, tapi mencapai 340.000 haktare.
“Sebelum saya menjawab pertanyaan, saya mengklarifikasi data yang meleset. Maaf Pak Prabowo, datanya terlalu kecil. Bukan 320 hektare, tapi 340.000 hektare. Klarifikasi,” kata Anies Baswedan.
Mendengar klarifikasi Anies, Prabowo langsung memotong pembicaraan Anies. Secara aturan, Prabowo harusnya tidak diperbolehkan melakukan hal itu.
“Itupun salah. Itupun salah. Mas Anies, jangan jiplak data yang salah,” kata Prabowo.
Berkali-kali moderator debat meminta kepada Prabowo untuk tidak menanggapi. Tapi tetap saja Prabowo menyampaikan bahwa data yang disampaikan Anies Baswedan adalah data yang salah.
“Pak Prabowo mohon maaf, Pak Prabowo mohon maaf. Nanti ada kesempatannya,” ujar moderator.
Presiden Jokowi Pasang Badan untuk Prabowo
Presiden Jokowi dalam komentarnya usi debat debat digelar justru terkesan pasang badan untuk Prabowo.
Menurut Jokowi, debat capres ketiga tidak menonjolkan visi misi calon, melainkan jadi ajang saling serang personal.
“Saya memang melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan, yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa-apa, asal soal kebijakan, asal policy, asal visi yang diserang, ngk apa-apa,” ujar Jokowi dalam keterangan pers di Serang, Banten, Senin, 8 Januari 2024.
“Tapi sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam, mengenai hubungan internasional, mengenai geopolitik, mengenai pertahanan dan lain-lainnya, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton,” ujar Jokowi lagi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"