KONTEKS.CO.ID – Konsolidasi Pro Demokrasi aktivis 98 bersama mahasiswa seluruh Indonesia digelar untuk membuat garis demarkasi yang jelas, siapa yang bersama rakyat dan siapa yang berhadapan dengan rakyat.
Dalam konsolidasi yang digelar dengan tema Apa Saja Boleh Beda, Musuh Kita Tetap Sama, Pelanggar HAM, Politik Dinasti, dan Neo Orde Baru, aktivis Forum Komunikasi 1998 (FK 98), Antonius Danar menyampaikan bahwa kecurangan pemilu yang dilakukan untuk membangun politik dinasti mengharuskan kita bersikap.
“Situasi kecurangan pemilu yang ada di depan mata meminta kita untuk bersikap dan membuat garis demarkasi yang jelas siapa yang bersama rakyat dan siapa yang berhadapan dengan rakyat,” kata Antonius Danar pada Minggu, 21 Januari 2024.
Disampaikan Antonius Danar, penyatuan kekuatan pro demokrasi sangat penting saat ini. Karena itu, perlu dilakukan konsolidasi yang jauh lebih besar untuk melawan kebangkitan Neo Orde Baru.
“Rezim otoriter yang berkuasa saat ini adalah bagian dari pelanggar HAM, dinasti politik dan neo orba yang harus dilawan,” katanya.
Selain itu, praktik kecurangan pemilu dengan mengerakan kekuatan unsur pemerintah adalah bagian dari kecurangan pemilu yang sangat nampak terasa dan makin terlihat. Karena itu, pada momen konsolidasi pro demokrasi ini, aktivis 98 bersama mahasiswa mengajak menteri di kabinet Presiden Jokowi untuk mundur meninggalkan rezim otoriter ini.
“Saya pribadi mengajak para menteri yang berada di kabinet Jokowi saat ini, yang masih memiliki hati nurani dan etika, untuk mundur meningalkan rezim otoriter ini,” katanya.
“Seharusnya ada 18 menteri yang mau mundur meningalkan rezim yang saat ini menampakan wajah aslinya. Saya ajak 18 menteri ini untuk mundur dan bersama-sama kekuatan mahasiswa dan rakyat melawan rezim yang berkuasa saat ini,” ujarnya lagi.
Digelar di Grand Sahid Jaya Hotel, Sudirman, Jakarta, pada Minggu, 21 Januari 2024, diskusi ini dihadiri sejumlah tokoh aktivis 98. Mulai dari Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti dan akademisi Ubedillah Badrun.
Kemudian juga tokoh aktivis 98 seperti Syafieq Alieha, Parto Bangun, Fauzan Luthsa, Antonius Danar, Petrus Haryanto, Faisal Assegaf, Tendry Masengi, dan Azwar Furgudyama. Hadir juga perwakilan mahasiswa seluruh Indonesia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"