KONTEKS.CO.ID – Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD resmi menyatakan mundur dari jabatan Menkopolhukam setelah delapan hari lalu menyatakan niatnya pada acara Tabrak, Prof! di Semarang.
“Tadi kita sudah melihat bersama surat pengunduran diri beliau yang akan segera disampaikan ke presiden begitu waktu antara presiden dan prof Mahfud bisa mendapatkan kecocokan,” ujar Deputi Kanal Media Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra, pada konferensi pers di media center TPN, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2024.
“Waktunya sedang diatur oleh Menteri Sekretaris Negara, Pratikno dan mudah-mudahan Prof Mahfud bisa menemui Presiden Jokowi dalam waktu dekat,” katanya.
Ditanya awak media soal potensi mundurnya Mahfud dari Kabinet Indonesia Maju berimbas pada dorongan bagi calon lain yang berkontestasi agar juga mundur, Karaniya menanggapi bahwa pertanyaan tersebut langsung menusuk jantung permasalahan.
Karaniya menyampaikan, kalau Mahfud sedang menyampaikan kritik moral terhadap apa terjadi saat ini. Betapa kekuasaan, aparat, dan fasilitas negara disalahgunakan secara sangat sengaja, secara sangat terbuka, secara terang benderang untuk mendukung pasangan calon tertentu.
“Itulah yang sebenarnya didorong Prof Mahfud untuk kemudian sampai di titik ini,” kata Karaniya.
Karaniya juga menyinggung soal pernyataan pejabat negara yang memprihatinkan banyak orang.
“Kita semua tahu persyaratan utama dari pemilu yang jujur dan adil adalah netralitas aparat dan tidak dibolehkannya (penggunaan) fasilitas negara untuk keperluan pemenangan calon tertentu. Keberlangsungan pemilu yang jujur dan adil tiba-tiba hilang,” ujarnya.
Hal itu, menurut Karaniya, adalah dasar yang mendorong Mahfud melontarkan kritik moral. Tujuannya untuk membuka mata seluruh masyarakat Indonesia, bahwa meskipun ‘mesin’ aparat dan fasilitas negara sedang dan terus disalahgunakan.
Tentunya untuk memenangkan salah satu calon yang bertentangan dengan konstitusi dan undang-undang,
“Tetapi Prof Mahfud masih memiliki satu kekuatan yang jauh lebih besar. Apa itu? Itu adalah kekuatan moral. Kekuatan moral inilah yang kita lihat berkali-kali sudah berhasil meruntuhkan arogansi atau kesewenang-wenangan negara,” lanjut Karaniya mencontohkan peristiwa 1998 ketika mahasiswa menggulingkan pemerintah.
“Itulah yang ingin disuarakan Prof Mahfud kepada seluruh masyarakat Indonesia. Agar kita semua tidak menyerah, tidak berdiam diri melihat hal-hal yang secara terbuka, secara telanjang, dipertontonkan kepada kita semua dan betul-betul sedang mengancam keberlangsungan dari demokrasi Indonesia ke depan,” ujar Karaniya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"