KONTEKS.CO.ID – Presiden Jokowi merespons pernyataan sikap dari beberapa civitas akademika Universitas di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi kepada wartawan usai menghadiri acara Kongres XVI Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Tanjung Priok, Jumat, 2 Februari 2024.
Presiden Jokowi menanggapi pernyataan sikap beberapa civitas akademika dengan santai. Kata Presiden, hal tersebut merupakan hal dari setiap warga negara.
“Ya itu hak demokrasi setiap orang boleh berbicara berpendapat, silakan,” katanya.
Pernyataan Sikap Civitas Akademika UII
Civitas Akademika Universitas Islam Indonesia (UII) memberikan pernyataan sikap terkait perkembangan berbangsa dan bernegara jelang Pemilu 2024.
Pernyataan sikap itu Rekor UII Prof. Fathul di halaman Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Kamis, 1 Februari 2024.
Prof. Fathul menilai saat ini Indonesia sedang mengalami darurat kenegarawanan jelang Pemilu 2024. “Indonesia darurat kenegarawanan,” katanya saat memberikan pernyataan sikap.
Prof. Fathul mengatakan, dua pekan menjelang Pemilu, para elite politik tidak lagi malu untuk menggunakan segala bentuk kekusaanya demi kepentingan politik tertentu.
“Perkembangan politik nasional kian menunjukkan tanpa rasa malu, gejala praktik penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan,” katanya.
“Kekuasaan digunakan untuk kepentingan politik praktis sekelompok golongan dengan mengerahkan sumber daya negara,” tambahnya.
Pernyataan Sikap Civitas Akademika UI
Civitas Akademika Universitas Indonesia (UI) prihatin dengan kondisi hukum dan demokrasi di Indonesia.
Pernyataan sikap itu disampaikan Ketua Dewan Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo di UI Depok, Jumat, 2 Februari 2024.
“Kami, Civitas Akademika Universitas Indonesia prihatin atas hancurnya tatanan hukum, dan demokrasi,” katanya.
Harkristuti menyampaikan, hilangnya etika dalam bernegara dan bermasyarakat akan menimbulkan korupsi kolusi nepotisme (KKN).
“Terutama korupsi dan nepotisme telah menghancurkan kemanusiaan, dan merampas akses keadilan kelompok miskin terhadap hak pendidikan, kesehatan, layanan publik, dan berbagai kelayakan hidup,” katanya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"