KONTEKS.CO.ID – Ganjar Pranowo berhasil membuka dan menutup debat capres terakhir pada Minggu, 4 Februari 2024 secara gemilang.
Anies Baswedan justru tampak kehilangan performance terbaik dan kepercayaandirinya dalam debat capres yang lalu.
Sedangkan Prabowo memiliki ide-ide yang telalu absurd sejak debat pertama hingga terakhir.
Itulah penilaian yang muncul dari pengamatan Johan O Silalahi dalam kanal YouTube Mind TV Indonesia, berjudul ‘Johan O Silalahi: AniesTumpul, Prabowo Gundul, Ganjar Unggul’.
Acara ini tayang pada Senin, 5 Februari 2024 lalu dan fokus membahas penampilan para capres saat debat terakhir.
Johan O Silalahi menyebut, jika berkaca dari debat pertama sampai ke kelima, baginya Paslon 3 lebih unggul daripada dua lainnya.
Johan menyampaikan apresiasi kepada Ganjar, ketika dia membuka suara dengan hal filosofis yang tidak pernah lepas darinya.
‘Tuanku ya rakyat, jabatan ini hanyalah mandat’. Slogan Ganjar ini, bagi Johan, konsisten dan tidak sekedar omong kosong belaka.
“Sesuai dengan semua hasil lembaga survei, dari semua kandidat Capres maupun Cawapres dalam Pilpres 2024 ini, Ganjar Pranowo-lah yang rakyat persepsikan sebagai sosok pemimpin yang sangat dekat dengan mereka,” terang Johan.
Dirinya juga melihat, Ganjar tetap bisa mempertahankan energi dan performanya dengan sangat baik sampai debat capres kemaren.
Anies Underperformance
Sementara pada Anies, Johan menilai performa capres 01 itu sedang underperform pada debat pilpres kelima.
“Kehilangan katakanlah, determinasinya, kehilangan performance terbaiknya, percaya dirinya. Terlalu soft Anies yang kita kenal dalam debat tadi malam,” kata Johan.
Menurut Johan, dengan turunnya performa Anies, keunggulan Ganjar secara performa semakin terlihat jelas.
Maka dari itu, dari segi performance, Anies menurut Johan ada di peringkat kedua.
Penampilan Prabowo dengan Ide Absurd
Baginya, Prabowo beruntung dengan Anies yang underperform. Hal itu membuat selisih nilai performa Prabowo jadi tidak tertinggal jauh di bawah Anies.
Penilaian itu lantaran Johan menilai, dalam keseluruhan debat capres, Prabowo meluncurkan ide-ide yang telalu absurd.
Hal itu yang mendasari Johan untuk meletakkan Prabowo di peringkat terakhir secara performa.
“Prabowo selalu begitu, selalu hanya menggulirkan ide yang spektakuler, yang sangat wah, tapi sebenarnya itu tidak bisa dieksekusi, tidak realistis,” kata Johan.
Gagasan Prabowo sangat berbanding terbalik dengan Ganjar. Ganjar memiliki konsistensi antara slogan dengan yang dia lakukan.
Sedangkan Prabowo memiliki gagasan yang terkesan hanya sekedar bunyi untuk mencari citra hebat. Sayangnya hal itu tidak realistis dan pada akhirnya tidak bisa tereksekusi.
(Penulis: Al Gregory RP Radjah – Jurnalis Magang)***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"