KONTEKS.CO.ID – Denny JA, pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) membagikan trik untuk menilai kredibilitas lembaga survei dan konsultan politik.
“Lihat jejak digitalnya!” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Februari 2024.
Pendiri Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) yang merupakan asosiasi lembaga survei pertama di Indonesia itu lantas menjadikan LSI sebagai studi kasus.
LSI sendiri merupakan lembaga survei dan Quick Count, serta sebagai konsultan politik.
“Kita bisa menjadikan studi kasus LSI Denny JA. Lihat jejaknya pada pilpres 2019 saja, pilpres yang paling dekat, yang sudah terjadi,” katanya.
Dia menjelaskan, langkah pertama yang harus dilakukan yakni melacaknya di Google Search.
Pencarian mulai dari berita ketika media mengumumkan hasil resmi KPU mengenai Pilpres 2019.
Saat itu, KPU mengumumkan hasil resmi di tanggal 21 mei 2019. Artinya, sekitar 5 Minggu setelah hari pencoplosan.
“Hasilnya, diberitakan sama di semua media,” katanya.
Saat itu, Jokowi- Ma’ruf menang di angka 55,50 persen. Sementara Prabowo – Sandi di angka 44,50 persen.
Artinya Jokowi- Ma’ruf menang dan terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Sementara itu, sebelum pengumuman resmi KPU, LSI mengeluarkan hasil prediksi pilpres.
Saat itu, LSI Denny JA menyampaikan prediksi survei, dengan prosentase dalam bentuk interval dengan pemenang yakni pasangan Jokowi- Ma’ruf menang.
Hasil survei LSI menyebut, Jokowi akan memperoleh dukungan sebesar 55,9%-65,8%. Sementara Prabowo 34,2%-44,1%.
Lantas mengapa hasil survei LSI berbentuk interval angka?
Menurut Denny, hal itu karena tiga variabel yang masih tak pasti. Variabel itu harus juga diperhitungkan saat itu.
Pertama yakni masih ada pemilih yang belum menentukan pilihan.
Selanjutnya, masih ada pemilih yang sudah memilih tapi masih bisa berubah.
Terakhir, tak bisa diketahui pasti seberapa banyak yang golput dari pemilih masing- masing capres- cawapres.
Dengan tiga variabel itu, lebih memberikan informasi jika presiksi disampaikan dengan dua cara.
Pertama, siapa pasangan yang akan menang pilpres lima hari kemudian.
Kedua, interval angka hasil akhir pilpres lima hari kemudian. Margin of Error tetap standard 2,9%.
Di angka paling ujung dalam survei LSI Denny JA, yang ada dalam berita, prediksi 55,9 persen untuk Jokowi dan 44,1 persen untuk Prabowo.
Inilah perbandingannya dengan hasil KPU. LSI Denny JA mengumumkan 55 ,9% untuk Jokowi. Hasil KPU: 55,5% untuk Jokowi.
Untuk Prabowo, LSI Denny JA umumkan 44,1%. Hasil KPU yang resmi untuk Prabowo ternyata 44,5%.
“Selisihnya sangat, sangat dan sangatlah kecil sekali. Selisihnya masih dalam batas margin of error!” katanya.
Quick Count LSI Denny JA Pilpres 2019
Data hasil quick count pilpres 2019 juga bisa dilacak di Google.
Saat itu, LSI Denny JA mengumumkan hasil Quick Count di hari pencoblosan, 17 April 2019, jam 15.00 lewat 1 detik.
“Saya sendiri, Denny JA, yang mengumumkan,” kata Denny.
Peraturan KPU hanya membolehkan lembaga survei mengumumkan quick countnya setelah jam 15.00 di hari pencoblosan.
Maka, lewat satu detik setelah jam 15.00, Denny mengucapkan selamat datang kepada Presiden dan wakil presiden baru: Jokowi- Ma’ruf.
Prosentase resmi dan final Quick Count LSI Denny JA diumumkan sekitar jam 18.00 di hari pencoblosan itu juga.
Di media online, hasil Quick Count LSI Denny JA memiliki selisih paling kecil dengan hasil resmi KPU yang muncul lima minggu kemudian.
Selisih absolut Quick Count LSI Denny JA dengan hasil resmi KPU yang datang lima minggu kemudian hanya 0,12%.
LSI Denny JA sebagai Konsultan Politik
LSI Denny JA menerima The Legend Award karena ikut memenangkan empat kali Pilpres berturut-turut.
Dua kali Presiden SBY 2004 dan 2009. Dua kali ikut memenangkan Jokowi 2014 dan 2019.
Perbedaan Lembaga Survei dan Lembaga Konsultan Publik
Denny mengakui, perbedaan antara lembaga survei dengan lembaga konsultan politik belum sepenuhnya dimengerti oleh publik luas, bahkan kalangan terpelajar.
Denny menjelaskan lembaga survei itu bertugas melaporkan opini publik.
“Tak kurang dan tak lebih,” katanya.
Sementara konsultan politik, bertugas menggunakan data lembaga survei untuk mengubah opini publik itu, melalui program-program di lapangan.
Prestasi sebuah lembaga survei terlihat dari akurasi data.
“Tak penting siapa capre-cawapres yang menang dan kalah. Yang penting, datanya akurat. Akurasi menjadi sila pertama lembaga survei,” katanya.
Sementara konsultan politik dinilai dari kemampuannya memenangkan klien.
“Itu hanya mungkin jika data survei yang ia gunakan akurat. Kata terindah bagi konsultan politik: Menang!” katanya.
Program lembaga survei tentu saja berbeda dengan program konsultan politik.
Kerja lembaga survei hanyalah riset baik melalui survei, Focus Group Discussion (FGD), media analysis, indepth interview, dan lain sebagainya.
Sedangkan program konsultan politik jauh lebih kompleks.
Di samping menghasilkan data elektabilitas secara berkala, ia harus membuatkan buku putih strategi pemenangan.
“Konsultan politik selalu disibukkan dengan pertanyaan: bagaimana menambah dukungan pemilih untuk klien berdasarkan aneka segmentasi pemilih,” katanya.
Aad tim khusus untuk terjun ke lapangan, mengubah opini publik, secara door to door, datang ke rumah- rumah penduduk, hingga ke pedalaman desa yang terpencil.
Konsultan politik juga membuatkan aneka iklan-iklan untuk media ataupun ruang publik.
Tak ketinggalan, di hari pemilu, acapkali konsultan politik menyediakan tim besar mengajak pemilih datang ke TPS, terutama dari basis pendukung klien.
Lembaga survei paling banyak mempekerjakan ratusan orang saja.
Tapi kansultan politik untuk pilpres bisa mempekerjakan ribuan orang dari Aceh sampai Papua.
LSI Denny JA memiliki divisi lembaga survei dan divisi konsultan politik. Merea acapkali tampil di media, dalam publikasi hasil riset, atau Talk Show di TV adalah divisi lembaga survei.
Sementara divisi konsultan politik bekerja di balik layar, di lapangan.
“Di era pemilu langsung, capres dan cawapres, gubernur, wali kota, bupati memerlukan lembaga survei untuk berdiri di sebelah kiri dan konsultan politik di sebelah kanannya,” tutup Denny JA.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"