KONTEKS.CO.ID – Megawati Soekarnoputri menyebut, tetap konsisten memperjuangkan hak-hak perempuan agar setara dengan laki-laki.
Menurut pandangan Megawati Soekarnoputri, kaum perempuan harus memiliki kontribusi berbagai aspek.
Megawati Soekarnoputri mengatakan hal itu saat memberikan sambutan Isra Miraj dan Tasyakuran Zayerd Award 2024 oleh PBNU dan PP Muhammadiyah.
Presiden RI ke-5 itu menegaskan, kaum perempuan harus berani tampil dan maju sebagai seorang pemimpin sepertinya.
“Itu semua sebuah pergolakan pikiran saya, sejak saya masih anak-anak sampai hari ini,” kata Megawati di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu, 11 Februari 2024.
Kata Megawati, dengan konsistensinya memperjuangkan hak-hak perempuan membuatnya terpilih menjadi juri di ajang Zayerd Award for Human Fraternity (ZAHF) 2024.
“Dengan demikian, maka akhirnya saya bersedia (menjadi juri),” ucapnya.
Ketua Umum PDIP itu bercerita, Prof Ahmad el Thayyeb ternyata mengikuti kiprahnya memperjuangkan nasib kesetaraan perempuan di dunia.
“Rupaya beliau (Imam Besar Al Azhar) mengikuti sepak terjang saya, bahwa saya ini seorang ibu. Perempuan yang selalu memperjuangkan nasib banyak manusia,” tuturnya.
“Tetapi selain itu juga selalu memperjuangkan hak-hak kaum perempuan di dunia,” sambungnya.
Sebelumnya terberitakan, Megawati Soekarnoputri memiliki peran besar atas penghargaan dua organisasi Islam di Indonesia yakni, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah pada acara ZAHF 2024.
Pada pergelaran ZAHF 2024, Megawati Soekarnoputri bertindak sebagai juri.
Piihan Imam Besar Al Azhar
Pemilihan Megawati menjadi juri karena keinginan dari Imam Besar Al Azhar Prof Ahmed el Thayyeb.
Sekjen Hukama Muslimin (MHM) Prof Mohamed Abdusalam menyampaikan hal itu.
“Saya ketika diminta jadi salah satu juri. Saya tidak senang yang disanjung-sanjung. Kenapa, saya yang dipilih. Dari sekjen menyebut, bahwa saya ini diminta langsung oleh Imam Besar Al Azhar Prof Ahmed el Thayyeb,” ujar Megawati.
“Jadi kalau dibilang saya terus menerus mengikuti (rapat). Karena tentu diperbolehkan kalau mau beristirahat. Tapi saya berpikir, begini, sebenarnya juri itu tadi disebut lima, empat itu dari barat, dan satu dari Asia yaitu saya, muslim, Asia, wanita,” kata Megawati.
Sebagai informasi, selain Megawati, ada empat juri lainnya, yakni Prefek Emeritus Tahta Suci Dikasteri Gereja Oriental.
Lalu, Cardinal Leonardo Sandri, Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdangan dan Pembangunan (UNCTAD), Rebeca Grynspan Mayufis.
Kemudian, Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, Rabbi Abraham Cooper.
Selanjutnya, mantan Direktur Jenderal UNESCO dan mantan Menteri Bulgaria, Irina Bokova, serta Sekjen Zayed Award, Mohamed Abdelsalam.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"