KONTEKS.CO.ID – Calon presiden (Capres) Prabowo Subianto akan memangkas subsidi BBM untuk merealisasikan janjinya dalam program makan siang gratis.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno mengatakan, Prabowo dapat menyesuaikan pemangkasan subsidi energi (termasuk BBM) hingga 3 bulan usai resmi menjabat sebagai Presiden.
Menukil wawancara dengan Blomberg Television, pemangkasan subsidi energi (termasuk BBM) itu untuk mendanai sebagian janji kampanye Prabowo dalam proposal kebijakan pertamanya.
“Pemerintahan Prabowo dapat menyesuaikan subsidi energi selama dua hingga tiga bulan ke depan setelah mulai menjabat pada bulan Oktober,” kata Eddy, mengutip Jumat, 16 Oktober 2024.
Prabowo juga ingin menutup celah dalam pengumpulan pajak untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Menurut Eddy, penerimaan pajak Indonesia hanya setara dengan sekitar 10 persen produk domestik bruto (PDB).
Sedangkan, negara tetangga lainnya di Asia Tenggara memiliki rasio pajak sebesar 14 persen.
“Reformasi pendapatan harus membantu mengalokasikan dana untuk janji kampanye utama Prabowo yaitu, menyediakan makan siang dan susu kepada 80 juta anak sekolah di Indonesia,” ujar Eddy.
“Membantu meningkatkan hasil kesehatan dan pendidikan, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi perempuan dan pengusaha,” lanjutnya.
Prabowo Optimistis
Prabowo Subianto optimistis APBN mampu menanggung program makan siang gratis dengan anggaran Rp440 triliun.
Meski APBN akan terbebani dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mencapai Rp466 triliun, tapi menurut Prabowo, Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan program yang sedang dia kampanyekan.
“Program unggulan saya adalah memberi makan kepada semua anak Indonesia. Protein, susu terutama. Ini kami yakin adalah jawaban untuk segera menuntaskan masalah stunting, masalah kurang gizi,” kata Prabowo saat dialog dengan PWI pada Kamis, 4 Januari 2024.
Menurut Prabowo, anggaran yang mencapai Rp440 triliun untuk program makan siang gratis memang terkesan besar. Tapi menurutnya, Indonesia memiliki kemampuan untuk mewujudkan program itu.
“Kelihatannya Rp440 triliun besar ya, tetapi Indonesia punya kemampuan. Sekarang saja, APBN kita untuk bantuan sosial mendekati Rp500 triliun, kemudian anggaran untuk pendidikan Rp600 triliun. Jadi, yang saya tanya adalah kalau kita kasih makan ke anak-anak kita ini boleh tergolong bantuan sosial atau tidak, yang kedua ini boleh tergolong pendidikan atau tidak kasih makan (anak-anak) di sekolah,” kata Prabowo
Prabowo melanjutkan ada juga potensi kenaikan pendapatan negara dari perbaikan sistem penerimaan pajak dan non-pajak.
“Sekarang, kita punya tax ratio sekitar 12 persen, penerimaan, revenue dari pajak, cukai, dan lain-lain kalau ngak salah itu 12 persen. Vietnam 18 persen, Thailand 18 persen, bahkan sekarang ada versi yang (menyebut) Thailand sudah di atas 18 persen. Setiap satu persen peningkatan penerimaan negara, tiap satu persen itu adalah 15 miliar dolar,” ujar Prabowo.
Karena itu, bila Indonesia mampu menyamakan angka hingga 18 persen atau sama dengan Vietnam dan Thailand, maka ada tambahan pendapatan negara hingga USD90 miliar.
“Berarti kita harus naik 6 persen. Enam kali 15 sama dengan 90 miliar dolar ekstra, dan ini sedang dikerjakan oleh pemerintah (melalui) komputerisasi dan sebagainya, efisiensi dan sebagainya. Kita bisa kok. Kita punya potensi yang luar biasa. Jadi, banyak peluang yang ada. Saya sangat optimistis kita mampu membiayai itu,” ujar Prabowo.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"