KONTEKS.CO.ID – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, skrining kesehatan lebih baik dilakukan warga sebelum menjadi petugas penyelenggaraan pemilu.
“Kami akan sempurnakan skrining ini. Nanti mau ngomong aturan ini dengam Pak Mendagri, KPU. Kalau bisa, skrining kesehatannya sebelum daftar,” ujar Budi di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, pada Senin, 19 Februari 2024.
Budi Gunadi mengungkapkan, skrining kesehatan telah dilakukan bagi petugas penyelenggara Pemilu 2024.
Namun, skrining kesehatan tersebut dilakukan usai warga telah ditetapkan menjadi penyelenggara Pemilu 2024.
Diketahui, berdasarkan data dari KPU sebanyak 71 orang meninggal dunia. Sedangkan Bawaslu mencatat 13 orang meninggal dunia sejak pemungutan suara 14 Februari hingga 18 Februari 2024.
Budi Gunadi mengusulkan, pemeriksaan kesehatan keliling petugas penyelenggara pemilu akan dilakukan setiap enam jam sekali.
Kerja 10 Jam Lebih
Sebab, petugas kerap bekerja hingga lebih dari 10 jam dalam satu hari. Sementara, mereka harus mengejar waktu dalam merekapitulasi hasil pemilu.
Dalam peraturan Mahkamah Konstitusi, rekapitulasi hasil pemilu harus usai dalam waktu 2×24 jam usai proses pencoblosan rampung.
Ia pun menyampaikan, pemeriksaan kesehatan keliling tidak menyasar semua petugas penyelenggara pemilu. Pemeriksaan hanya menyasar kepada petugas yang beresiko sakit.
“Kan kerjanya mereka overtime, kami lagi menghitung, bisa enggak kami lakukan kesehatan keliling setiap enam jam misalnya,” jelasnya.
“Enggak usah semuanya (diperiksa), setidaknya bisa didatangi yang resikonya jantung, kita bisa cek tekanan darahnya,” sambungnya.
Lebih lanjut, ungkap Budi, jumlah petugas penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal sejatinya jauh berkurang, jika dibandingkan dengan Pemilu 2019.
Oleh karena itu, Kemenkes menargetkan agar tak ada petugas Pemilu 2029 yang sakit hingga meninggal dunia.
dc”Kalau bisa tidak ada yang meninggal satu nyawa itu terlalu berharga. Di (Pemilu) 2029, kami ingin kalau bisa nol petugas meninggal,” pungkasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"