KONTEKS.CO.ID – Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai netralitas Presiden Jokowi dalam Pemilu 2024 betul-betul meragukan.
“Netralitas yang disampaikan Jokowi tampak menjadi omong kosong belaka,” kata Peneliti Anggaran Publik Seknas FITRA, Bernard, dalam rilis resmi yang Konteks terima, Selasa, 27 Februari 2024.
Hal itu tampak bahkan sejak Gibran Rakabuming Raka, anak pertamanya, ikut dalam kontestasi pemilu mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres.
Bantahan demi bantahan bahwa dirinya tak netral pun Jokowi ucapkan ke publik. Sayangnya, fakta di lapangan memperlihatkan sebaliknya.
Berbagai kebijakan yang Jokowi keluarkan selama masa kampanye pemilu 2024 justru menguatkan dugaan Jokowi memang berpihak pada paslon 02.
Salah satunya pemberian bansos menjelang pemilu, yang banyak pengamat politik sebut sebagai bentuk dukungan atau kampanye Jokowi bagi paslon 02.
Apalagi Jokowi sempat terlihat ‘turun gunung’ dengan membagikan bansos secara langsung di depan istana negara.
Netralitas Jokowi makin tampak jelas ketika dalam sidang kabinet paripurna, Senin 26 Februari 2024.
Dia justru sudah membahas soal program makan siang gratis.
Padahal program tersebut jelas adalah merupakan janji kampanye paslon 02.
Jokowi mengatakan, program kerja mendatang harus bisa mengakomodasi program dari presiden terpilih di Pilpres 2024.
“Hal ini tentu saja bertentangan dengan hukum,” katanya.
Sebab, proses penghitungan suara pilpres 2024 masih berlangsung dan belum ada hasil resmi KPU tetapkan.
“Tidak patut tentunya seorang presiden yang menjabat membahas program dari paslon mendatang,” katanya lagi.
Menurut FITRA, pemerintahan Jokowi harusnya fokus pada persoalan Republik yang ada di depan mata.
Di antaranya kenaikan harga pangan yang makin tidak terkendali, dampak perubahan iklim yang tak kunjung teratasi, antisipasi perlambatan ekonomi global, dan persoalan lainnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"