KONTEKS.CO.ID – Sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyoroti program makan siang gratis dari pasangan nomor urut 02, Prabowo-Gibran.
Peneliti Anggaran Publik Seknas FITRA, Bernard, menilai, program makan siang gratis terkesan dipaksakan. Bahkan, berpotensi mengganggu kinerja APBN yang mulai pulih.
“Kinerja APBN yang mulai pulih, justru akan diobrak-abrik oleh program makan siang gratis yang dipaksakan,” katanya dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa, 27 Februari 2024.
Berdasarkan catatan Seknas FITRA, defisit APBN 2023 mengalami penurunan yang hanya 1,65 persen. Jumlah defisit ini lebih kecil jika dibandingkan dengan desain awal yang sebesar 2,48 persen atau sekitar Rp598,2 triliun.
“Jika dilihat dari kinerja APBN, defisit APBN 2023 mengalami koreksi dibandingkan 2022, yaitu 1,65 persen dari PDB atau senilai 347,6 T,” urainya.
Namun tetap saja, defisit anggaran tersebut menunjukan adanya selisih antara pendapatan dan belanja. Menurutnya, situasi tersebut sulit bagi pemerintah untuk membuat program baru.
“Berdampak pada sempitnya kapasitas fiskal Pemerintah Pusat dalam mengembangkan program baru,” ujarnya.
Bernard menilai, program makan siang gratis secara tidak langsung akan membebani APBN. Apalagi, untuk merealisasikan program tersebut membutuhkan anggaran jumbo.
“Defisit APBN berkorelasi dengan rencana program pemerintah untuk menyelenggarakan makan siang gratis dengan anggaran mencapai Rp 450 T,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"