KONTEKS.CO.ID – Menhan Prabowo Subianto hari ini, Rabu 28 Februari 2024, terjadwalkan menerima kenaikkan pangkat secara istimewa menjadi jenderal bintang 4.
Selain Menhan Prabowo Subianto, ternyata ada sejumlah petinggu TNI yang publik kenal menjadi Jenderal TNI (HOR).
Menurut Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, selain Prabowo ada nama seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), Agum Gumelar dan AM Hendropriyono yang menerima gelar jenderal kehormatan.
Siapa saja para penerima kenaikkan pangkat jenderal secara istimewa, berikut penelusuran yang terangkum dari sejumlah sumber.
Selain Menhan Prabowo Subianto, Berikut Daftar Jenderal Penerima Pangkat Secara Istimewa:
1. Soesilo Soedarman
Jenderal kelahiran Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, 12 November 1928 ini merupakan lulusan Alumni Akmil 1948. Ia wafat pada 18 Desember 1997.
Almarhum pernah menjadai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) atau era Presiden Soeharto.
Kemudian pernah menjabat Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi di Kabinet Pembangunan V (1988-1993).
Beliau juga sempat menjadi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat pada 18 Februari 1986-11 April 1988.
2. Susilo Bambang Yudhoyono
Jenderal kelahiran Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949, ini adalah pemenang Pilpres 2004 dan 2009. Ia menerima gelar Jenderal Kehormatan pada 25 September 2000.
3. Soerjadi Soedirdja
Jebolan Akmil 1962 ini mendapatkan gelar Jenderal Kehormatan pada tanggal 1 November 2000. Sebelum menerima gelar tersebut, ia pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta (1992–1997).
Kemudian menjadi Menteri Dalam Negeri (1999–2001) dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan (2000).
4. Menhan Prabowo Subianto: Agum Gumelar
Taruna Akmil 1968 tersebut mendapatkan kenaikkan pangkat secara istimewa pada 1 November 2000.
Jenderal kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 17 Desember 1945 itu pernah mengemban sejumlah jabatan penting. Sebut saja Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (2020-2025), Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Kabinet Kerja (2018–2019), Ketua Komite Normalisasi PSSI (2011).
Selain itu, Agum juga menjabat Ketua Umum KONI Pusat (2003–2007), Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong (2001–2004), Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan Kabinet Persatuan Nasional (2001), Ketua Umum PSSI (1999–2003).
Tak sampai di situ, ia juga pernah menjadi Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Kabinet Persatuan Nasional (2000–2001), Menteri Perhubungan Kabinet Persatuan Nasional (1999–2000), serta Gubernur Lemhannas (1998–1999).
5. Luhut Binsar Pandjaitan
Jenderal purnawirawan yang satu ini kini menjabat Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Lahir di Toba Samosir, 28 September 1947, Luhut selalu menjadi orang yang Presiden Jokowi tunjuk ketika menggarap proyek strategis.
Sebelumnya, ia pernah menjadi Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam). Lalu Kepala Staf Kepresidenan dari 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.
6. Menhan Prabowo Subianto: Hari Sabarno
Jenderal TNI (Purn) Hari Sabarno menerima gelar Jenderal Kehormatan pada 1 Oktober 2004.
Lelaki kelahiran 12 Agustus 1944, Jawa Tengah, ini pernah menjalankan banyak tugas militer. Di antaranya, Danyonif 320/Badak Putih (1982-1983), Dandim 0606/Kota Bogor (1985-1986).
Lalu Danrem 063/Sunan Gunung Jati, Wakasospol ABRI (1993-1994), Asospol Kasospol ABRI (1994-1995), anggota MPR/DPR Fraksi ABRI (1995-1997), Ketua Fraksi ABRI MPR/DPR (1997-1999), Wakil Ketua MPR/DPR dari Fraksi TNI/Polri (1999-2001).
Untuk jabatan sipil, lulusan Akmil 1967 ini pernah menjadi Menteri Dalam Negeri Kabinet Gotong Royong (2001-2004), dan Menko Polkam Ad Interim (12 Maret 2004-19 Oktober 2004).
7. Abdullah Mahmud Hendropriyono (AMH)
Jenderal kelahiran 7 Mei 1945, Yogyakarta, itu menerima gelar Jenderal Kehormatan pada 1 November 2004. Ia terkenal sebagai tokoh intelijen Indonesia.
Mertua dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa itu adalah Kepala Badan Intelijen Negara pertama.
Bahkan di dunia intelijen, ia mendapat julukan the master of intelligence. Sebab menjadi “Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen” pertama di dunia.
AMH juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"