KONTEKS.CO.ID – Operasi Puri Agung akan mengalami rangkaian pengamanan dalam pelaksanaan KTT G20 Bali, yang akan dilaksanakan pada 15-16 November 2022.
Seperti diketahui, bahwa Operasi Puri Agung, akan dilaksanakan mulai 7 sampai 17 November 2022. Pematangan pemanganan telah dilakukan dan dipimpin langsung oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Tactical Floor Game menjadi strategi simulasi pengamanan. Simulasi ini juga menggunakan layar komputer guna mengetahui potensi gangguan dan ancaman atas pelaksanaan G20.
Mulai dari ancaman kejahatan sabotase serta terorisme, yang ditujukan kepada para delegasi dan pemangku kepentingan dalam gelaran acara kelas dunia itu.
Strategi TFG ini dikuatkan untuk merespons dengan cepat dan tepat yang mengandalkan elemen-elemen pengamanan di lapangan. Unsur kerja sama menjadi hal yang penting.
“TFG dapat digunakan sebagai wahana koordinasi dalam perencanaan operasi supaya masing-masing satgas mengetahui peran dan fungsinya untuk menyukseskan dan mendukung berjalannya kegiatan G20,” kata Wakapolri Gatot Eddy, dalam keterangan tertulisnya.
Ditambahkan Gatot Eddy, TFG menjadi kunci penting dalam pemantapan kesiapan pengamanan KTT G20 Bali. Pengawasan pengamanan juga dilakukan oleh Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto, Kalemdiklat Komjen Rycko Amelza Dahniel, Asops Kapolri Irjen Agung Setya Imam Effendi, Kakorlantas Polri Irjen Firman Santyabudi, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, serta sejumlah perwira tinggi lainnya.
Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra menambahkan, Tactical floor game bertujuan mengetahui detail pelaksanaan pengamanan baik ring 1, 2, dan 3. Bergerak secara dinamis.
“Pelaksanaannya tidak akan banyak berubah, walaupun pada event KTT G20 situasinya akan dinamis,” kata Irjen Putu.
Meski begitu, Operasi Puri Agung nanti, kendali utama tetap ada pada Mabes Polri. Sebanyak 6.000 personel dari Polda Bali akan menjadi personel bawah kendali operasi (BKO) Mabes Polri.
Diperlukan tambahan sekitar 2.000 personel lagi untuk penguatan pengamanan nantinya.
Tambahan bakal diisi dari Polda Jawa Barat, dengan 350 personel. Mulai dari unsur Brimob Polda Jabar sebanyak 219 personel dan Ditlantas 97 personel, dan dari satuan Samapta dan korps Pamovit atau pengamanan objek vital.
Polda Jawa Timur juga sudah mengirim sebanyak 350 personelnya. Ini untuk memantau 17 titik penyeberangan dari Banyuwangi ke Bali. Ketiga titik itu di antaranya ada di kompleks Pelabuhan Ketapang.
Pengamanan KTT G20 Bali akan mengamankan dan memantau seluruh kegiatan 42 delegasi yang hadir. Pengamanan mulai dari kedatangan di bandara, perjalanan, lingkungan hotel, arena sidang acara, dan zona wisata. Karena itu, pendekatan pengamanan akan dilakukan secara berbeda-beda.
Saat pengamanan di bandara, akan dilakukan menggunakan tiga lapir atau 3 ring pengamanan. Pada ring 1 melibatkan Paspampres, dan dari satuan pengaman pribadi (walpri) dari pejabat VVIP negara delegasi G20.
Tidak hanya itu, VVIP yang memiliki ancaman tinggi, menyertakan pengamanan mereka hingga di ring 2.
Pada Ring 2 ini, untuk standar KTT G20 di Bali, pengamanan juga jadi tanggung jawab Paspampres. Pengamanan ring 2 berada di kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Melibatkan juga personel Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara.
Kemudian pada ring 3, mengingat cakupan area pengamanannya lebih luas, makan dilakukan pasukan gabungan TNI-Polri.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"