KONTEKS.CO.ID – Ekonom INDEF Faisal Basri mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi pengeskpor baru bara terbesar di dunia pada 2022 dan 2023.
Produksi batu bara juga meningkat terus pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meski cadangan yang dimiliki Indonesia tidak masuk 10 besar di dunia.
Namun kebutuhan di dalam negeri akan batu bara juga sangat tinggi. Terutama untuk PLN dan smelter nikel china, yang membeli batu bara dengan harga yang sangat murah.
“Asal tahu saja, smelter china itu beli batu baranya harganya murah banget. Diskon habis,” kata Faisal Basri dalam Diskusi Publik Membedah Lelang 1 (Satu) Paket Saham PT. Gunung Bara Utama Dalam Perkara Korupsi PT. Asuransi Jiwasraya, pada Rabu, 15 Mei 2024.
Menurut Faisal Basri, nilai ekspor batu baru (HS 2701) mencapai puncak pada tahun 2022. Nilainya mencapai 46,8 miliar USD atau setara dengan Rp606 triliun. Kemudian pada 2023 nilainya mencapai 34,6 miliar USD atau setara dengan Rp528 triliun.
“Kita pengekspor batu terbesar tahun 2022 dan 2023. Sebelumnya biasanya Rusia, tapi negara itu disusul oleh Indonesia. Padahal cadangan Rusia nomor satu, cadangan Indonesia nomor sebelas. Jadi pengurasannya gila-gilaan,” katanya.
Faisal Basri mengatakan, pada 2022 harga batu bara juga melonjak menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Harganya 345USD per ton, naik dari 61USD. Namun tidak sepeser pun dikenakan windfall profit tax.
“Proses ini menjelang pemilu. Boy Thohir bilang ini kami kekuatan dari 1/3 dari ekonomi Indonesia. Siap menangkan paslon nomor 2 satu putaran,” kata Faisal Basri menyindir.
Menurut Faisal Basri, hal seperti ini bisa terjadi di negara yang otoriter atau demokrasinya tidak baik. Proses pengurasaan kekeyaan alam di Indonesia dilakukan dengan melemahkan demokrasi.
“Demokrasi indeks kita parah sekali turun. Versi V-Dem kita turun 22 peringkat,” katanya.
Terkait dengan persekongkolan lelang aset PT. Gunung Bara Utama dalam perkara korupsi PT. Asuransi Jiwasraya, yang diatur untuk memenangkan PT Indobara Utama Mandiri tentu akan mudah dapat dilakukan.
Terkait dengan lelang tersebut, tentu dapat diduga ada pengaturan. Apalagi modal untuk membeli merupakan pinjaman dari Bank BNI. Padahal perusahaan tersebut baru didirikan dan pemiliknya adalah mantan koruptor.
“Modal dengkul, uang pinjam dari bank, tidak memenuhi syarat. Buat bank sebesar BNI, bank negara, bank milik rakyat, biasanya kasih kredit pada perusahaan yang sudah dua tahun untung, asetnya jelas, direksinya jelas, ini bodong,” katanya.
“Jadi ini hanya bisa dilakukan kalau berjamaah. Tidak mungkin satu pihak. Patut diduga kerugian negara berlipat ganda, luar biasa,” katanya.
Lelang satu paket saham PT. Gunung Bara Utama senilai Rp1,94 triliun memang patut diduga bermasalah sejak awal. Masalah ini diperparah karena uang yang digunakan untuk membayar lelang berasal dari pinjaman dari Bank BNI cabang Menteng dengan pagu kredit senilai Rp2,4 triliun.
Faisal Basri juga merasa heran dengan kebijakan kredit Bank BNI saat ini. Diketahui bahwa Koalisi Sipil Selamatkan Tambang (KSST), dan tokoh penggiat anti korupsi mempersoalkan lelang saham PT Gunung Bara Utama dalam perkara korupsi Jiwasraya.
Ada dugaan proses lelang saham PT. Gunung Bara Utama sebanyak 1.626.383 lembar saham, yang terdiri dari 409.642 lembar saham milik PT. Black Diamond Energy dan 1.216.741 lembar saham milik PT. Batu Kaya Berkat, bermasalah.
Karena 10 hari sebelum penjelasan lelang (aanwijzing) pertama yakni pada tanggal 9 Desember 2022, Andrew Hidayat mendirikan PT. Indobara Utama Mandiri sebagai persiapan lelang dengan menunjuk sejumlah nominee atau boneka yang tidak memenuhi kualifikasi dari aspek personality dan party.
Mereka akan ditempatkan selaku direksi, komisaris, pemegang saham di perseroan dengan diatasnamakan PT. MPN dan PT. SSH.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"