KONTEKS.CO.ID – Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso menyoroti kasus anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror yang membuntuti Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Febrie Adriansyah.
Dia memandang, Polri dan Kejagung adu sikat terkait proses penanganan kasus korupsi tambang. Dia mengatakan, awalnya kasus tambang ini banyak ditangani oleh pihak kepolisian.
Namun, belakang ini Kejagung juga tengah gencar-gencarnya membongkar mega korupsi dari sektor tambang.
Salah satu kasus tambang yang ditangani Kejagung yakni mega korupsi tambang PT Timah di Bangka Belitung.
“Tambang itu menjadi kewenangan Polri, tapi belakangan Kejagung menangani kasus itu, baik di Konawe atau Timah di Bangka Belitung,” katanya kepada wartawan mengutip pada Sabtu, 25 Mei 2024.
Dia mengatakan, anggota Densus 88 yang diduga membuntuti Jampidsus pastinya ingin mencari informasi tentang perkara yang sedang ditangani Kejagung.
“Kenapa Jampidsus dipantau, ini yang harus diketahui,” katanya.
Jampidsus Diduga Dibuntuti Anggota Densus 88
Pada Rabu, 23 Mei 2024, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaaan Agung (Jampidsus Kejagung) Febrie Adriansyah, dikuntit Anggota polisi dari satuan Densus 88 atau Detasemen Khusus Antiteror.
Kejadian tersebut sekitar pukul 20.00 atau 21.00. Febrie Adriansyah menyambangi restoran miliknya sendiri yang menyajikan kuliner Prancis. Dia sengaja datang untuk makan.
Belakangan karena sedang membongkar kasus-kasus besar, Febrie memang mendapat pengawalan dari Polisi Militer. Salah satu anggota Densus tersebut sempat diamankan oleh pengawal Febrie.
Febrie juga sempat menghubungi Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada untuk meminta penjelasan kejadian tersebut. Tapi dia tidak tahu dan meminta agar anggota Densus itu dibebaskan.
Karena Febrie tidak bersedia melepaskan, anggota Densus 88 itu kemudian dijemput Paminal Mabes Polri. Febrie juga melapor kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin mengenai kejadian ini.
Petinggi Densus 88 Bantah Anak Buahnya Buntuti Jampidsus
Salah satu petinggi Densus 88 yang tak berkenan disebutkan namanya mengatakan kalau informasi itu bohong. Dia meminta agar hal itu ditanyakan langsung oleh yang bersangkutan.
“Tanya sama pembuat berita,” katanya melalui WhatsApp.
Dia menambahkan kalau logo mobil yang kelilingi Kejagung juga bukan milik Densus.
“Coba cek logonya bulan milik kami,” ujarnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"