KONTEKS.CO.ID – Guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) Mahfud Md menduga sedang terjadi perebutan kepemilihan mafia timah dalam peristiwa aksi penguntitan, pengawasan atau surveillance oleh anggota Densus 88 kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
Menurut Mahfud, dugaan itu bisa saja terjadi karena pergantian pemerintah sudah semakin dekat. Kemudian juga dilakukan pergantian mafia timah.
“Ini sebenarnya perebutan untuk pergantian owner mafia timah. Karena rezim politik akan berubah, sekarang ini akan mulai disingkirkan orang-orang yang sekarang jadi mafia dan di-back up itu,” kata Mahfud dalam akun YouTube Mahfud MD Official, seperti dikutip Kamis, 6 Juni 2024.
Ditambahkan Mafhud, karena rezim politik akan berubah, maka ada penyingkiran orang-orang yang sekarang jadi mafia. Agar orang-orang tertentu bisa ditangkap. Lalu, pemilik mafia saat ini bisa diganti pada saat pergantian pemerintah baru.
“Ini penjelasannya Ansyaad Mbai ya, jelas ini, saya ikuti di media,” katanya.
Sebelumnya Mahfud menjelaskan bahwa masalah ini tidak bisa dijelaskan secara baik kepada publik. Sebenarnya apa yang terjadi dari masalah ini. Harusnya pemerintah dapat menjelaskan hal ini.
“Cara penyelesainnya dan pejelasnnya ke publik yang mbulet, tidak jelas sampai hari ini. Harusnya pemerintah menjelaskan, kalau ditingkat menko belum bisa, ya ke Presiden langsung. Kan ini semua tanggung jawab Presiden,” katanya.
Mahfud mengutip penjelasan mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, Mahfud berujar jika tugas Densus 88 mengurus teror bukan korupsi.
Sebelumnya Ansyaad Mbai mengaku geram dengan kejadian tersebut. Demikian juga dengan tokoh-tokoh senior Densus 88 lainnya, yang juga menyatakan hal serupa.
“Terus terang seluruh tokoh senior itu marah. Marahnya bukan sama yang ditangkap itu, tapi siapa yang menggunakan ini? (anggota Densus untuk menguntit Jampidsus)” kata Ansyaad Mbai dalam dialog di Karni Ilyas Club pada Kamis, 30 Mei 2024.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"