KONTEKS.CO.ID – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyatakan belum mampu menangkap pelaku penyerangan terhadap Pusat Data Nasional (PDN).
Diakui bahwa saat ini baru mengetahui indikasi serangan yang disebabkan oleh brain cipher ransomware.
Pada Rapat Kerja Komisi I bersama Menkominfo dan Kepala BSSN, anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin pada pendalaman rapat sempat menyinggung apakah kejadian ini merupakan kecelakaan atau kebodohan nasional.
Menurutnya, sudah lima tahun ini BSSN selalu melaporkan adanya serangan terhadap data nasional yang merupakan objek vital negara. Namun, belum ada tindakan yang lebih komprehensif.
“Landscap keamanan siber Indonesia 2023, ada 1.110.209 insiden. Tetapi hanya terus-terus saja begitu. Apakah kita hanya akan melaporkan insiden itu atau melakukan upaya-upaya supaya insiden itu tidak terjadi,” ujar TB Hasanuddin di DPR pada Kamis, 27 Juni 2024.
Kemudian juga terkait ransomware yang digunakan oleh hecker, TB Hasanuddin kemudian menanyakan dan meminta penjelasan mengenai forensik digital yang telah dilakukan.
“Forensik digital sampai di mana. Apakah pelakunya sudah diketahui, karena setahu kami ransomware itu mengunci, diperbaiki. Kalau diperbaiki menurut data yang ada sulit. Tingkat keberhasilannya di bawah 20 persen,” katanya.
Kemudian juga terkait dengan sumber daya manusia yang dimiliki BSSN, apakah mampu melindungi kepada seluruh seluruh lebaga negara yang berkaitan dengan informasi teknologi. Saat ini 282 lembaga rusak datanya dan hanya 44 yang bila kembali pulih dan hanya di bawah 100 persen.
“Tapi harus ditracking, siapa pelakunya. Sekarang itu kan mereka kunci, kodenya di mereka, kita diminta untuk menebus. Sekarang saya ingin terbuka, seperti apa forensik digital yang bapak lakukan, dan penyusunan strateginya seperti apa,” tanya TB Hasanuddin.
Hinsa Siburian menyatakan bahwa forensik digital hingga saat ini masih dilakukan. Kemudian dia menyatakan tidak bersedia membuka hal itu di hadapan publik.
“Forensik digital yang dilaksanakan BSSN sebenarnya saat ini sedang berlangsung. Tapi ini agak susak kita membukanya di sini, karena masih berproses. Nanti akan kita laporkan,” katanya.
“Sejauh mana sudah terdeteksi tidak pelakunya?” tanya TB Hasanuddin
“Tentu pelaku ini belum bisa Pak, kita baru menemukan indikasi indikasi yang nanti dari indikasi akan kita olah untuk menemukan si…,” jawab Hinsa.
Hinsa kemudian menjawab pertanyaa TB Hasanunddin dan mengakui mempersilakan bila ada pihak-pihak yang bisa membantu.
“Kalau ada orang yang bersedia mengejar dan menemukan, kira-kira bapak mau protect yang bersangkutan?” ujar Hasanuddin.
“Mau Pak,” jawab Hinsa.
“Oke nanti kita bicara empat mata,” lanjut Hasanuddin.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"