KONTEKS.CO.ID – Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa peristiwa Kudatuli atau kerusuhan dua tujuh juli 1996 mengajarkan kita untuk selalu memilih pemimpin dari bawah dan berjuang untuk rakyat.
Pada peringatan Kudatuli di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juli 2024, Hasto meminta agar peringatan ini menjadi momentum menggelorakan semangat dan PDIP menang Pilkada 2024.
“Kudatuli ini justru mengeluarkan semangat kita di dalam menghadapi agenda partai yang akan datang untuk melaksanakan Pilkada serentak,” ujar Hasto.
Kata Hasto, peristiwa Kudatuli telah menjadi pelajaran bagi kader PDIP untuk mencari pemimpin yang lahir dari bawah. Pemimpin yang berjuang untuk masa depan dan menyelesaikan persoalan rakyat.
Hasto juga menyampaikan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, bahwa kita semua memiliki kedudukan yang sama di mata hukum, dan PDIP sebagai partai yang sah juga memiliki kedudukan sama di hadapan hukum, yang tidak bisa diperlakukan sembarangan.
“Ibu Megawati Soekarno Putri berpesan kepada kita semua bahwa kita adalah partai yang sah dan kita juga warga negara yang sah, yang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Karena itulah kita, kita dan kita, tidak bisa diperlakukan sembarangan, seakan-akan kita bukan warga negara Indonesia, seakan-akan kita bukan pemilik republik ini,” ujar Hasto lagi.
Hasto menyampaikan bahwa Kudatuli bukan peristiwa biasa dan bukan bukan peristiwa kecil. Tapi Kudatuli adalah peristiwa besar, suatu peristiwa yang tidak sekedar menggambarkan tentang bagaimana hukum yang otoriter menyerang kedaulatan partai.
“Tapi ia adalah serangan terhadap kemanusiaan, serangan terhadap peradaban, serangan terhadap sistem hukum dan demokrasi, dan serangan terhadap kedaulatan rakyat itu sendiri,” ujar Hasto.
“Peristiwa Kudatuli mengajarkan pada kita, ketika suara rakyat mencoba dibungkam kembali, ketika kekuasaan otoriter kembali dihadirkan kembali, tempat ini menjadi saksi, bagaimana Ibu Megawati Soekarnoputri tidak pernah berhenti memperjuangkan konstitusi, demokrasi dan kedaulatan rakyat itu sendiri,” katanya lagi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"