KONTEKS.CO.ID – Profil Bahlil Lahadalia yang digadang-gadang bakal jadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto pada munas mendatang.
Meskipun tak menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Partai Golkar, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu dalam bocoran yang Konteks terima bakal menduduki posisi puncak di partai tersebut.
Lahir di Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada 7 Agustus 1976, profil Bahlil Lahadalia terungkap di sini. Ia lahir dari keluarga sederhana.
Bapaknya hanyalah seorang pekerja kuli bangunan dan ibunya adalah buruh tukang cuci.
Kehidupannya yang berkekurangan membuat Bahlil sanggup menempa diri dengan kemandirian sedari kecil.
Tak heran, saat sekolah dasar ia tak malu berjualan kue di sekolah yakni di SD Negeri 1 Kolaka Timur demi membantu roda ekonomi keluarganya. Masuk SMP Negeri 1 Kolaka, ia nekat beralih profesi menjadi kondektur.
Tamat SMP, ia ikut keluarganya pindah ke Fakfak, Papua Barat. Dan saat menempuh pendidikan di SMA YAPIS Fakfak, Bahlil “naik level” dengan menjadi sopir angkot paruh waktu alias sopir tembak.
Untuk pendidikan S1, Bahlil bersekolah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Meskipun dari kelaurga sederhana, ia mampu ke jenjang pendidikan sS2 atau master di Universitas Cendrawasih di Jayapura.
Di kampus, jiwa politiknya tertempa melalui kegiatannya sebagai aktivis. Bahlil masuk sebagai pengurus senat mahasiswa sampai berkolaborasi di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan kemudian bisa menjadi Bendahara Umum PB HMI.
Bukan hanya jiwa kritis, Bahlil juga terbilang aktif di dunia usaha. Ia terdaftar di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) baik di tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat.
Setelah memakan asam garam dari berbagai organisasi dan pekerjaan, akhinya ia memutuskan membangun perusahaannya sendiri. Keputusannya itu setelah ia melihat banyaknya sumber daya alam di tanah Papua.
Dan dalam waktu tak lama, dia memiliki 10 perusahaan dengan beragam sektor di bawah bendera korporasi PT Rifa Capital sebagai induk perusahaan. Umumnya perusahaan Bahlil aktif di bidang transportasi dan properti.
Di tahun 2015, ia mendapat kepercayaan sebagai Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2018 dalam Munas HIPMI setelah mengungguli rivalnya dengan selisih dua suara.
Bahlil juga tertunjuk memimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018 (HIPMI-Europe Trade Mission 2018).
Karier Politik Profil Bahlil Lahadalia
Sejumlah tulisan menyebit Bahlil adalah anggota aktif Partai Golkar sejak 2001 hingga 2014. Posisi pertama yang ia tempati adalah Wakil Sekretaris Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Papua.
Saat itu AMPG pertama kali terbentuk di bawah Ketum DPP Golkar Akbar Tandjung. Sedangkan Ketum AMPG adalah Rambe Kamarul Zaman, dan Ketua AMPG Papua Marthen R Marey.
Bahlil juga sempat menjabat sebagai Bendahara Partai Golkar Papua saat mendiang Habel Melkias Suwae selaku Ketua DPD Golkar Papua.
Menariknya ia mengaku sudah meninggalkan Partai Golkar. Hal itu Bahlil tegaskan saat terlantik sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Ia membantah pelantikannya sebagai salah satu representasi dari kader Partai Golkar. “Oh, enggak (bukan kader Golkar),” ungkapnya seusai pelantikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Oktober 2019.
Ia menjelaskan pernah menjadi kader Golkar. Namun sudah lama meninggalkan partai berlambang Pohon Beringin tersebut. “Itu dulu, dulu, dulu ya. Sudah 10 tahun lebih (keluar dari Golkar),” sebutnya.
Wasekjen DPP Partai Golkar Samsul Hidayat memperkuat pernyataan bahwa Bahlil memang bukan kader partainya. Ia memastikan yang bersangkutan bukan kader Partai Golkar dan bahkan tak tercatat sebagai anggota.
“Bahlil bukan lagi kader Golkar. Dan dia juga sudah mengakui tidak lagi menjadi bagian dari Partai Golkar sejak 10 tahun lalu,” ungkap Samsul pada keterangan tertulisnya, Senin 24 Juli 2023.
Kariernya di bidang moncer saat Pilpres 2019. Saat itu Bahlil adalah Direktur Direktorat Penggalang Pemilih Muda Tim Kampanye Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Berkarya.
Selain itu, sejumlah perusahaannya juga menjadi penyokong dana politik besar guna memenangkan paslon capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin.
Ia pun diangkat sebagai Kepala BKPM pada Oktober 2019. Kemudian merangkap sebagai Menteri Investasi Kabinet Indonesia Maju pada 28 April 2021. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"