KONTEKS.CO.ID – Konflik PKB vs PBNU semakin panas meskipun Partai Kebangkitan Bangsa telah merampungkan Muktamar di Bali.
Kini konflik PKB vs PBNU telah menyeret gesekan di antara badan otonom (Banom) kedua pihak. Yakni, antara Garda Bangsa PKB dengan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Pagar Nusa yang berada di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Ketua Umum Pagar Nusa, Nabil Haroen, menegaskan kesiapan mereka menerima tantangan jika dalam proses tabayun nanti Garda Bangsa benar-benar mengajak perang Banom NU.
“Lihat saat tabayyun, kalau benar ya kami terima. (Tapi) jika mau konfrontasi fisik, Banser dan Pagar Nusa siap-siap saja. Kita borong. Tinggal Garda Bangsa (PKB) tentukan tempatnya, kapan dan di mana,” tegas Nabil dalam keterangannya, mengutip Selasa 3 September 2024.
Sekadar informasi, tabayyun adalah bahasa Arab yang dapat terartikan sebagai usaha mengetahui sesuatu yang tidak jelas.
Namun ia sepakat bakal berkonsultasi terlebih dulu ke PBNU guna meminta petunjuk serta pertimbangan dalam merespons pernyataan Garda Bangsa PKB.
Untuk itu, pihaknya dalam waktu dekat akan ke PBNU. “Kami satu komando,” ujarnya.
Konflik PKB vs PBNU Seret Garda Bangsa vs Banser-Pagar Nusa
Ketegasan yang sama tersampaikan oleh Kepala Satkornas Banser, Syafiq Syauqi. Ia mengaku gertakan Garda Bangsa PKB wajib mereka tanyakan maksud dan tujuannya. Ini supaya tidak menciptakan persepsi membingungkan yang membuat sesat.
Pihaknya kemarin mendapatkan info ajakan perang dari pihak yang berseberengan. Namun Banser tak mau bertindak gegabah.
“Banser dan Pagar Nusa berniat tabayyun ke Tommy (Ketum Garda Bangsa). Supaya kami paham masalahnya, konteksnya seperti apa,” sebut Syafiq.
Ia menganggap gertakan perang muncul dari konflik yang sekarang membuat PKB goyang. Kalau hal itu lantaran masalah itu, pihaknya meminta Banom NU tak ditarik-tarik ke dalam konflik tersebut.
Sebaliknya, ia berpesan agar Garda Bangsa PKB menilai persoalan internal PKB sebagai koreksi dalam perjalanan parpol tersebut. Sekaligus membantu menuntaskan masalahnya.
“Ansor ini ormas, tidak terlibat politik praktis. Kalau ngajak perang karena konflik internal partai malah aneh. Lebih baik Garda Bangsa bantu selesaikan masalah internal PKB, koreksi diri,” imbuhnya.
Syafiq menambahkan, perintah PBNU beriakan ialah perintah menyuarakan hak dan wewenang kepemimpinan ulama. Bukan hak dan wewenang kekuasaan.
Maka apapun bentuk penentangan terhadap aspirasi ini harus dilihat sebagai penentangan kepada hak dan wewenang ulama
“Apapun kondisinya, kami menginstruksikan kader dan anggota Ansor agar selalu memegang teguh disiplin dan bertindak sesuai komando pimpinan,” katanya lagi.
Sebelumnya, Ketum Garda Bangsa PKB, Tommy Kurniawan, mengungkapkan, pihaknya siap membubarkan paksa muktamar tandingan. Muktamar PKB tandingan tersebut kabarnya tergelar pada 2-3 September 2024 di Jakarta.
“Jadi, kalau skenarionya adalah perang maka kami siap. Garda Bangsa seluruh Indonesia sudah menunggu komando. Kalau harus perang maka kami perang, siap melawan,” ucap Tommy di Kantor DPP PKB, Jakarta, melansir laman Antara.
PKB sendiri sudah mengadakan Muktamar yang terhelat di Bali di tanggal 24-25 Agustus 2024. Muktamirin saat itu sekapat mengangkat Cak Imin kembali sebagai ketum.
Hubungan PBNU dengan PKB
PKB dan PBNU belakangan ini hubungannya terus memanas. Kondisi ini terpicu saat Muhaimin Iskandar menjadi salah satu inisiator bergulirnya Pansus Haji DPR.
Lalu tindakan Muhaimin mendapat respons balik PBNU dengan pembentukan tim khusus yang mengkaji hubungan NU-PKB. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"