KONTEKS.CO.ID – Puan Maharani, Ketua DPP PDIP perintahkan kadernya untuk melaporkan bukti dugaan keterlibatan “Partai Cokelat” alias Parcok pada perhelatan Pilkada 2024.
Hanya Puan Maharani mengingatkan, laporan kader bisa lakukan jika ada bukti terkait campur tangan Partai Cokelat tersebut.
“Kalau ada bukti (Partai Cokelat) kemudian memang terlihat secara nyata, saya meminta ini dilaporkan,” pinta Puan kepada wartawan di Kompleks MPR, DPR, DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 3 Desember 2024.
Ia juga mengimbau masyarakat yang menemukan bukti keterlibatan Parcok untuk ikut melaporkan aksi campur tangan tersebut.
Menurut Ketua DPR itu, campur tangan Partai Cokelat di pemilihan kepala daerah hanya cuma persoalan yang PDIP hadapi. Persoalan pengerahan Parcok adalah problem nasional.
“Ini bukan persoalan satu fraksi, dua fraksi, namun masalah berbangsa bernegara. Jadi jika ada temuan bukti, laporkan!” ujar Puan.
Sekadar informasi, sebelumnya, Deddy Yevri Sitorus, Ketua DPP PDIP, mensinyalir adanya keterlibatan oknum polisi pada pemenangan sejumlah peserta Pilkada 2024. Ia menduga kehadiran parcok di pilkada bersifat komando.
Menurut Deddy, Partai Cokelat merupakan oknum-oknum Kepolisian. Hanya lantaran bukan hanya satu (pelaku), mungkin sebaiknya kami tidak menyebut oknum. Ini sudah bersifat garis komando,” tudingnya di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada akhir November kemarin.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Provinsi Jateng mengalami tekanan tinggi pada periode Pilkada 2024.
Hal itu Hasto utarakan seusai mendampingi Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Sukarnoputri, mencoblos di TPS 024, Jalan Kebagusan IV, Pasar Minggu, Jaksel, pada Rabu lalu.
Hasto menduga warga Boyolali menghadapi tekanan melalui instrumen Parcok. “Jateng menghadapi tekanan yang sangat kuat. Di Boyolali, Bung Ronny (Talapessy) memiliki data yang sangat kuat bagaimana instrumen parcok itu tergerakkan sampai terjadi ketegangan,” paparnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"