KONTEKS.CO.ID – Anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini menilai persoalan mafia perdagangan manusia menjadi permasalahan serius yang dihadapi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) hingga kini. Karena kabar pekerja migran disiksa majikan di luar negeri masih terjadi, dan laporan tenaga migran ilegal asal Indonesia masih banyak di luar negeri.
Politikus partai Golkar ini mengusulkan pemerintah untuk membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgasus) untuk tangani mafia perdagangan manusia, agar BP2MI melakukan penindakan. Karena tanpa payung hukum bersifat operasional, persoalan perdagangan orang mustahil bisa diselesaikan.
“Satgasus yang memiliki payung hukum, baik berdasarkan Inpres maupun Perpres. Sebab, tanpa payung hukum bersifat operasional yang sifatnya seperti Satgasus, menurutnya, persoalan perdagangan orang mustahil bisa diselesaikan,” kata Yahya di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa 29 November 2022.
Yahya memaparkan, pada kasus perdagangan orang yang ditangani BP2MI, sumber daerah kasusnya sudah diketahui, modus operandinya sudah dipahami, jalur-jalurnya sudah diketahui, bahkan jalan tikusnya pun sudah diketahui. Sehingga, penangkapan mafia perdagangan orang, menurutnya, perlu upaya penegakan hukum khusus.
“Sebab kalau tidak (ada payung hukum khusus) ya bolak-balik begini saja kita ini,” lanjut Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Muhammad Rizal mempertanyakan kinerja BP2MI karena masih ada penyiksaan terhadap pekerja migran asal Indonesia dan tingginya jumlah tenaga kerja ilegal Asal Indonesia di luar negeri.
“Berdasarkan laporan ternyata ada sembilan juta PMI kita yang ada di luar negeri. 50 (lima puluh) persennya legal, 50 (lima puluh) persen tidak legal. Ini kan berarti tidak ada pengurangan-pengurangan (PMI yang ilegal),” ujarnya.
Politikus PAN Bahkan mencurigai adanya oknum BP2MI dalam kasus pekerja migran ilegal asal Indonesia di luar negeri.
“Saya khawatir nanti ada wajah ganda dari BP2MI, misalnya, ada keterlibatan juga. Sehingga mereka bisa lolos di situ. Nah ini saya kira harus betul-betul ditangani secara serius. Kalau tidak ya bisa lolos terus,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"