KONTEKS.CO.ID – Sejarah kelam kejadian gempa bumi di wilayah Garut dan Tasik tercatat telah terjadi sejak tahun 1979 dan terakhir pada tahun 2006 lalu. Tercatat ada lima kejadian gempa di wilayah itu yang dianggap paling signifikan.
Dari keterangan BMKG, gempa bumi signifikan pertama terjadi 2 November tahun 1979 dengan kekuatan M 6,1 yang berlokasi di Tasik – Garut, pada kedalaman 62 kilometer. Gempa ini tidak menimbulkan tsunami.
Meski tidak menimbulkan tsunami, tapi akibat gempa ini tercatat ada 40 korban meninggal dunia dan sebanyak 212 orang luka-luka.
Gempa ini juga menyebabkan 163 rumah dan bangunan roboh, 3 masjid roboh, sebanyak 1.430 rumah rusak parah, 29 masjid rusak berat dan 149 bangunan baru rusak berat, ada 24 sekolah rusak, serta banyak rumah dan bangunan retak.
Pada 6 Juli tahun 1990, gempa M 5,8 juga mengguncang Tasik – Garut. Terjadi pada pukul 00.16 WIB. Pusat gempa berada pada kedalaman 34 kilometer.
Gempa ini menyebabkan 22 orang luka parah, 99 orang luka ringan, dan 3.689 rumah rusak. Gempa ini juga tidak menyebabkan tsunami.
Pada 17 Juli tahun 2006, gempa M 6,8 mengguncang Pangandaran – Tasik, pada kedalaman 33 kilometer. Gempa ini mengguncang pada pada pagi hari, sekitar pukul 08.19 WIB. Gempa juga menyebabkan tsunami.
Akibat gempa ini, sebanyak 665 orang meninggal dunia. 9.275 warga mengalami luka-luka, sebanyak 65 orang hilang. Bangun rusak mencapai 1.623, 874 perahu rusak, dan banyak juga banyak jalan yang rusak.
Pada 2 September tahun 2009, gempa dengan M 7,3 berada pada kedalaman 30 kilometer. Gempa menyebabkan tsunamai.
Gempa ini juga terjadi pada pagi hari, atau sekitar pukul 07.55 WIB. Gempa menyebabkan 111 orang meninggal dunia, 27 orang hilang, 1.297 mengalami luka-luka, dan sebanyak 25.000 rumah mengalami kerusakan.
Sebelum tahun 2022, gempa terakhir terjadi pada terjadi pada 15 Desember tahun 2017 dengan kekuatan M 6,9 pada kedalaman 107 kilometer. Guncangan gempa terjadi pada sore hari sekitar pukul 16.47 WIB.
Gempa menyebabkan 4 orang meninggal dunia, 11 luka berat, 25 luka ringan, 451 rumah rusak berat, 579 rumah rusak sedang, 1.905 rumah ringan, sebanyak 46 sekolah rusak, 38 tempat ibadah rusak, 9 kantor, 4 rumah sakit dan puskesmas juga mengalami kerusakan.
Seperti diketahui pada Sabtu, 3 Desember 2022, gempa mengguncang wilayah Garut. Gempa mengguncang dengan kekuatan M 6.4 dan telah dimutakhirkan menjadi M 6.1. Pusat gempa berada pada kedalaman 109 kilometer.
Gempa bumi dirasakan cukup kuat selama 4-5 detik. Selain Kabupaten Garut, gempa dirasakan di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung. Gempa juga dirasakan warga wilayah Jawa Tengah di Wonosobo dan Jawa Timur di Trenggalek.
Dari laporan sementara, ada empat unit rumah rusak di Kabupaten Garut, dan 1 unit sekolah, SDN Jatiwanti 1 juga rusak. Ada satu korban mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke puskesmas setempat.
Jenis dan Mekanisme Gempa Garut
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Dampak Gempabumi
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Garut dengan skala intensitas IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, kemudian Soreang, Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis, Tasikmalaya dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
Kemudian dirasakan di Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Kemudian di Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI.
Gempabumi Susulan
Hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ).
Rekomendasi
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"