KONTEKS.CO.ID – Misteri perempuan menangis yang keluar dari rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka seperti diungkap terdakwa Bharada Eliezer mulai terungkap.
Kuasa hukum Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak membongkar siapa sosok perempuan menangis di rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka.
Kamaruddin mengungkap sosok perempuan itu wanita sebagai ‘piala bergilir’. Termasuk sebutan ‘Si Cantik’ berseragam coklat.
Salah satu dari wanita ‘piala bergilir’ tersebut, menurut Kamaruddin adalah sosok perempuan menangis yang keluar dari rumah jalan Bangka.
“Kemudian itulah, yang masuk sampai ke rumah Bangka itu dan di sana juga ‘si cantik’ itu juga ada yang menangis,” ujar Kamaruddin dikutip dari kanal Youtube Metrotvnews Senin 5 Desember 2022.
“Salah satu, salah satunya itu adalah piala bergilir, yang wanita coklat itu, satu lagi yang nangis di rumah Bangka. (Wanitanya) ada lebih dari satu, (salah) satu itu yang berseragam coklat, yang disebut piala bergilir,” kata Kamaruddin.
Kamaruddin mengaitkan sosok ‘si cantik’ itu dengan dugaan perselingkuhan Ferdy Sambo yang diduga diketahui oleh Brigadir Yosua.
“PC ini kan sering mengajak ajudannya salah satunya Yosua. Dianggap dia memberitahu keberadaan si wanita ini. Padahal dia kan ajudan diperintah-perintah ya jalan aja. Dari situlah dendam FS ke Yosua. Lalu terlihat dari bulan Juni sudah sering diancam,” ucap Kamaruddin.
Kamaruddin Simanjuntak juga mengatakan, informasi terkait wanita piala bergilir tersebut ia dapatkan dari intelijennya.
Sebelumnya Bharada Eliezer saat bersaksi dalam persidangan Ricky Rizal dan Kuat Maruf melihat Wanita Keluar dari Rumah Sambil Menangis.
Berawal saat Majelis Hakim bertanya terkait peristiwa apa yang membuat Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo mengalami pertengkaran dalam rumah tangganya.
“Ada peristiwa lain yang misalnya semacam pertengkaran PC dng FS?,” tanya Hakim.
“Pada waktu bulan Juli saya agak lupa tanggalnya saya sempat naik piket akhir Mei bersama almarhum (Brigadir Yosua) padahal almarhum ini ajudan ibu, tapi karena bang Mathius menjaga di Saguling, yang naik piket saya sama almarhum, selepas piket saya balik ke saguling,” ujar Richard Eliezer.
“Ada kejadian tiba-tiba ibu turun, almarhum juga turun bawa senjata langsung taro di mobil,” sambung dia.
Tak lama berselang itu, Putri langsung memanggil ketiga ajudan tersebut, yakni Bharada RE, Brigadir Yosua dan Mathius Marey. Kemudian, kata Richard, mereka berempat langsung naik ke mobil dan berkeliling kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Kemudian, Richard menegaskan bahwa setibanya Ferdy Sambo di rumah Bangka pun juga turut dalam kondisi marah. Namun, Ferdy Sambo langsung masuk ke dalam rumah.
“Pak FS kayak marah-marah juga langsung masuk ke dalam rumah. Almarhum bilang Chad nanti ada Pak Eben yang datang rekannya bapak,” beber Richard.
Selang beberapa saat kemudian, muncul seorang perempuan dari dalam rumah sambil menangis.
“Setengah jam kemudian ada orang keluar dari rumah, saya bilang fon ada orang keluar itu. Ada perempuan, saya ga kenal, nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa. Saya lihat ke dalam,” tutur Richard.
“Perempuan itu bilang mencari driver dia, saya lari ke samping saya panggil drivernya, perempuan itu naik baru pulang,” lanjut dia. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"