KONTEKS.CO.ID – Kabar mengejutkan datang dari mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie terkait kondisi mantan Wakil Presiden Indonesia keenam yang juga purnawirawan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Jenderal Try Sutrisno.
Mantan Wapres Try Sutrisno itu dikabarkan tengah terbaring di rumah sakit. Namun Jimly mengatakan bahwa Try Sutrinso sudah terlihat sehat.
Di bawah ini profil perjalanan karir militer mantan Wapres Try Sutrisno mencapai puncak karirnya sebagai Wakil Presiden di era Orde Baru. Pria yang saat ini Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan ideologi Pancasila (BPIP) sejak dulu terkenal sangat sederhana. Jauh dari kesan bergelimang harta, apalagi dia adalah orang nomer dua di negeri ini.
Apalagi belakang viral pengakuan Try Sutrisno sempat tidak memiliki uang usai purna tugas di karier kemiliterannya.
Try Sustrisno sempat menjabat sebagai Panglima ABRI (sekarang Panglima TNI) periode 1988-1993 lahir di Surabaya pada 15 November 1932. Ayahnya merupakan sopir ambulans dan ibunya adalah ibu rumah tangga
Awal karis Try Sutrisno ketika diterima menjadi taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Setelah menempuh pendidikan di Atekad, Try berkesempatan turut dalam perang melawan Pemberontak PRRI pada 1957.
Try Sutrisno juga turut terlibat dalam Operasi Pembebasan Irian Barat pada 1962 yang mengantarnya berkenalan dengan Soeharto. Saat itu, Soeharto ditunjuk oleh Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang ditempatkan di Sulawesi.
Dikutip dari berbagai sumber , pada 1974 Try terpilih sebagai ajudan Presiden Soeharto yang membawa karier suami dari Tuti Sutiawati ini meroket.
Pada 1978, dia diangkat ke posisi Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI / Udayana. Setahun kemudian, ia menjadi Panglima Daerah KODAM IV / Sriwijaya. Hanya berselang empat tahun kemudian, ia diangkat ke Panglima Daerah KODAM V / Jaya dan ditempatkan di Jakarta.
Agustus 1985 pangkatnya dinaikkan lagi menjadi Letjen TNI sekaligus diangkat menjabat Wakasad mendampingi Kasad, Jenderal TNI Rudhini.
Baru sepuluh bulan menjabat sebagai Wakasad, pada Juni 1986 ia kemudian diangkat menjadi Kasad menggantikan Jenderal TNI Rudhini. Ia menduduki jabatan sebagai Kasad hanya sekitar satu setengah tahun karena pada awal 1988 ia dipromosikan menjadi Pangab menggantikan Jenderal TNI LB. Moerdani.
Pada 1993 dia diangkat menjadi wakil presiden RI hingga 1998. Pada tahun 1998 tugasnya sebagai Wapres berakhir, dan kemudian digantikan oleh BJ. Habibie pada Sidang Umum MPR 1998.
Dalam sebuah acara podcast seperti diunggah di kanal Youtube Irma Hutabarat – HORAS INANG, Try Sutrisno menceritakan menyicil rumah selama 15 tahun setelah dirinya pensiun dari jabatan Panglima ABRI.
Dijelaskan Try, ia memilih rumah dinas Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk dibeli dengan cara dicicil. Saat itu sebagai mantan KSAD memang ia dipersilakan membeli rumah dinas KSAD.
Try Sutrisno menyebut sikap itu sebagai sikap “nerimo”. Dan kini, kata Try Sutrsino, membawa berkah bagi dirinya hingga sekarang. Menurutnya ia tak perlu takut dengan KPK terkait asal usul rumahnya.
“Saya nerimo, Tuhan akhirnya kasih. Saya bisa tidur nyenyak tanpa takut KPK. Kan didaftar semua asalnya,” sebutnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"