KONTEKS.CO.ID – Nama Puan Maharani tokoh politik yang tingkat penolakan atau resistensinya paling tinggi dibanding tokoh yang lain jika maju sebagai Capres di Pemilu 2024.
Resistensi pemilih terhadap Puan Maharani tergambar dari hasil Survei Algoritma Research & Consulting, Senin 23 Januari 2023.
Hasil survei mencatat bahwa Puan Maharani memiliki angka resistensi tertinggi yakni sebesar 18,6 persen bila dibandingkan dengan tokoh lainnya, sedangkan untuk tingkat elektabilitasnya sebesar 0,4 persen.
“Tokoh publik yang lain yang sangat tinggi resistensinya yaitu enggak akan dipilih kalau mereka dicalonkan yaitu Ibu Puan Maharani sampai 18 persen,” kata Direktur Riset dan Program Algoritma Fajar Nursahid di Jakarta.
Sementara itu, kata Fajar, Prabowo Subianto memiliki tingkat resistensi sebesar 4,8 persen dengan elektabilitas sebesar 16,6 persen. Kemudian, Anies Baswedan memiliki tingkat resistensi sebesar 3,7 persen dengan elektabilitas sebesar 18,7 persen.
“Resistensi publik kepada Pak Prabowo dan Pak Anies misalnya, hanya maksimal di 4,8 persen,” katanya.
Kemudian, ujarnya lagi, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memiliki tingkat resistensi sebesar 3,3 persen dengan raihan elektabilitas sebesar 2,3 persen.
Sementara itu, Ridwan Kamil memiliki tingkat resistensi sebesar satu persen dengan raihan elektabilitas sebesar 7,2 persen.
Sedangkan, kata Fajar, tokoh politik yang meraih elektabilitas tertinggi ialah Ganjar Pranowo yakni sebesar 25,1 persen, dengan tingkat resistensi sebesar 1,2 persen.
“Ini juga menjadi catatan penting yang mungkin bisa menjadi juga saran bahwa sebetulnya mungkin pilpres ke depan akan baik tentu saja kalau ini konfigurasi yang akan bertanding kira-kira,” katanya.
Hasil survei terhadap tingkat elektabilitas dan resistensi sejumlah tokoh potensial yang maju dalam Pilpres 2024 tersebut diperoleh melalui pertanyaan, “Jika pemilu dilakukan hari ini, siapa tokoh yang akan Anda pilih dan paling tidak akan Anda pilih sebagai presiden?’
Survei Algoritma yang dilakukan pada 19 hingga 30 Desember 2022 itu dilakukan terhadap 1.214 responden yang memiliki hak pilih, yakni warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah/pernah menikah ketika survei dilakukan.
Survei ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"