KONTEKS.CO.ID – Anggota Komisi IV DPR RI Slamet menduga ada indikasi keterlibatan mafia terkait masih tingginya harga beras di tingkat konsumen, padahal beras impor sudah masuk.
Tak hanya itu, Bulog sebagai instrumen pemerintah untuk mengendalikan harga pangan sudah melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga. Namun harga beras masih tinggi.
“Secara pribadi saya sudah mencurigai adanya mafia beras ini sejak akhir tahun 2022 kemarin. Pasalnya beras impor sudah masuk, namun harga tidak kunjung menurun,” kata Slamet kepada wartawan, Selasa 24 Januari 2023.
Atas kecurigaan tersebut, politikus PKS ini meminta pemerintah untuk mengaudit semua gudang-gudang perusahaan besar. Langkah ini untuk mengetahui aliran stok beras dari mana dan kemana.
“Saya pada paripurna DPR kemarin sudah meminta pemerintah untuk mengaudit gudang-gudang beras milik pengusaha besar. Semoga ini dapat menjadi atensi serius pemerintah,” tegasnya.
Selain itu, Slamet meminta Bulog untuk mengevaluasi seluruh jajarannya, mengingat besarnya potensi keterlibatan karyawan Perum Bulog dalam rantai mafia beras. Dan jika hal tersebut terbukti maka Bulog harus memecat karyawannya.
“Satgas pangan juga harus mampu mengusut tuntas para mafia lainnya, dan membawanya ke ranah hukum serta diberi hukuman yang maksimal agar ada efek jera,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso kembali buka suara terkait adanya mafia beras yang memainkan harga beras sehingga menjadi mahal. Seharusnya harga beras medium dari Bulog dijual Rp 8.300 per kilogram ke pedagang, akan tetapi kenyataanya harga yang didapatkan pada tingkat pedagang jauh lebih tinggi atau lebih mahal dari standar Bulog.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"