KONTEKS.CO.ID – Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai langkah Partai Gerindra dan PKB yang meresmikan Sekretariat Bersama (Sekber) menunjukan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ini lebih maju dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Perubahan.
“Ya, kalau udah punya sekber berarti Gerindra-PKB terlihat lebih serius dibandingkan KIB dan Koalisi Perubahan dalam membangun koalisi,” kata Alfikri, Kamis 26 Januari 2023.
Karena menurutnya koalisi koalisi partai politik lain hingga saat ini masih sibuk dengan wacana siapa yang akan memjadi cawapres.
“Koalisi Perubahan masih sibuk tarik menarik siapa yang bakal menjadi cawapres Anies. Sedangkan KIB masih ragu dan bingung menentukan kandidat dari ketua umum parpol,” ucapnya.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang telah membentuk Sekber berkemungkinan mengusung Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Capres dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau sering disapa Cak Imin sebagai Cawapres di Pemilu 2024 mendatang.
Menurutnya keputusan Prabowo menggandeng Cak Imin tak sekedar memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden 20 persen semata. Namun langkah ini sebagai upaya Prabowo untuk mengambil ruang suara di Jawa Timur sebagai titik lemahnya di Pilpres yang lalu, meskipun elektabilitas Cak Imin masih rendah di berbagai hasil lembaga survei.
Di sisi lain Prabowo tentu membutuhkan figur Cawapres yang kuat secara elektabilitas, karena basis pemilih Prabowo bakal terdampak dengan majunya Anies Baswedan sebagai capres, ditambah posisi Prabowo yang berada di kabinet akan berpengaruh pada pemilih yang tidak puas terhadap terhadap pemerintahan Jokowi.
Pemilih yang sepakat dengan oposisi tentu mencari figur capres yang baru. Oleh karena itu, Prabowo memerlukan figur Cawapres yang kuat dan mampu melengkapi kekurangannya jika targetnya menang Pilpres 2024.
“Cak sepertinya harga mati untuk menjadi Cawapres dari PKB karena kesempatan ini yang ditunggu-tunggunya selama ini. Tetapi, Prabowo maju sebagai Capres sekadar mencari dampak efek ekor jas pemilu serentak untuk Gerindra atau langkah konkret untuk menang Pilpres. Jika tujuannya yang terakhir, saya pikir penentuan Cawapres bakal dilematis,” pungkasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"