KONTEKS.CO.ID – Indeks Persepsi Korupsi (IPK)Indonesia tahun 2022 turun empat poin.
Meskipun IPK Indonesia melorot, namun pemerintah meyakini tak berpengaruh besar pada investasi di Indonesia.
“Bahwa itu akan memengaruhi investasi di Indonesia, saya kira tidak,” kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers menanggapi penurunan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia 2022, Selasa 7 Februari 2023.
Jokowi didampingi Jaksa Agung ST Burhanuddin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Ketua KPK Firli Bahuri, dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Alasan Jokowi bahwa IPK Indonesia tak pengaruhi minat inverstor berinvestasi di Indonesia, karena pengusaha yang dicari adalah keuntungan.
“Karena investor yang dihitung kan untungnya gede atau enggak, IRR (“internal rate of return”)-nya berapa, biasanya seperti itu tapi bahwa itu sedikit memengaruhi, iya,”
“Ini sudah kita rapatkan dua kali, akan jadi koreksi dari pemerintah untuk memperbaikinya,” ungkap Presiden.
Presiden mengakui bahwa berbagai indeks pengukuran soal Indonesia dijadikan masukan pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memperbaiki diri.
“Untuk itu, saya mengingatkan kembali untuk seluruh jajaran pemerintahan di pusat dan daerah agar memperbaiki sistem administrasi pemerintahan dan sistem pelayanan publik yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas,” tambah Presiden.
Berdasarkan data Transparency International Indonesia (TII) menunjukkan “Corruption Perception Index” (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2022 melorot 4 poin menjadi 34 dari sebelumnya 38 pada 2021 atau berada di posisi 110 dari 180 negara yang disurvei. Pada 2021 skor IPK Indonesia 38 dengan peringkat 96. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"