KONTEKS.CO.ID – Jajaran pimpinan TNI-Polri diminta bersiap menghadapi berbagai tantangan dunia digital yang dapat mengancam keamanan, pertahanan, dan kedaulatan Indonesia.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan kedaulatan bangsa dan negara tidak boleh hanya bertumpu pada kekuatan fisik militer karena potensi ancaman akan hadir dalam berbagai aspek, baik ekonomi, sosial-budaya, politik-ideologi, dan berbagai ancaman lainnya yang bersifat soft power.
“Karena itu, TNI dan Polri perlu semakin mewaspadai ancaman nirmiliter yang merusak ideologi negara yang berpotensi hadir melalui dunia digital, seperti metaverse, artificial intelligence, cloud computing, hingga blockchain,” kata Bamsoet saat memberikan Pembekalan Umum Rapat Pimpinan TNI-Polri 2023, di Jakarta, Rabu 8 Februari 2023.
Dalam kesempatan itu Bamsoet mengatakan sangat penting bagi personel TNI dan Polri untuk dapat menguasai artificial intelligence, cloud computing, hingga blockchain. Mengingat dunia saat ini sedang menghadapi perang generasi kelima (G-V) berupa peperangan siber dan informasi di dunia digital yang dikenal dengan cyber warfare.
Dia juga membahas mengenai berbagai kasus serangan melalui dunia digital yang menggemparkan dunia, antara lain serangan ransomware pada 7 Mei 2021 yang menargetkan jaringan pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat.
Selanjutnya pada 9 Februari 2022 terjadi serangan sim swapping yang menargetkan korban terkenal di Amerika Serikat, pencurian tersebut diyakini mencapai 100 juta dolar AS dalam bentuk kripto.
Sementara pada 29 Maret 2022 dilaporkan serangan peretas berhasil mencuri aset kripto senilai lebih dari 615 juta dolar AS atau sekitar Rp 8,8 triliun dari Ronin Network, sebuah sidechain dari blockchain Ethereum.
“Tidak menutup kemungkinan ke depannya serangan serupa akan menyasar Indonesia,” ujarnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"