KONTEKS.CO.ID – Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan buka suara soal perjanjian politik dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, terutama terkait dalam kontestasi pemilihan presiden tahun 2024.
Seperti yang telah banyak beredar, Anies dianggap punya janji politik terkait dengan komitmennya yang tidak akan maju sebagai calon presiden, bila Prabowo Subianto juga maju sebagai calon presiden.
Menurut Anies dalam wawancara dengan motivator Merry Riana, terkait dengan perjanjian politik itu, dia telah berkomitmen untuk menyelesaikan tugasnya selama lima tahun di Jakarta. Kemudian setelah itu, dia justru tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.
Terkait dengan pemberitaan yang seolah menyudutkan dirinya terkait dengan janji politik dengan Prabowo ini, Anies justru memberi penjelasan tegas. Bahwa dia sudah berjanji untuk menyelesaikan tugas selama lima tahun.
“Dan memang ketika itu nggak menyebut tahun. Saya berjanji menyelesaikan lima tahun, tidak ada menyebut lima tahun sampai tahun 2022. Ya kira-kira begitu lah,” kata Anies, seperti dikutip pada Sabtu, 11 Februari 2023.
Dalam kesempatan wawancara ini, Anies menegaskan, bahwa dirinya tentu tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah lima tahun. Tapi menurutnya, bahwa komitmen untuk menyelesaikan tugas di Jakarta selama lima tahun sudah dia penuhi.
“Setelah itu selesai, saya tidak tahu berikutnya apa kan. Apalagi tahun 2017, dari mana kita tahu apa yang akan terjadi lima atau tujuh tahun yang akan datang. Tapi itulah komitmennya dan itu yang dilaksanakan,” kata Anies.
Janji Politik Anies Diungkap Sandiaga Uno
Seperti diketahui, perjanjian politik Prabowo Subianto dan Anies Baswedan diungkap pertama kali oleh mantan Wagub Anies, Sandiaga Uno.
Setelah mengungkap di podcast Akbar Faizal, Sandiaga kembali menyampaikan soal perjanjian politik Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di Istana Negara.
Apakah perjanjian politik Prabowo Subianto dan Anies Baswedan terkait Pilkada DKI 2017 atau Pilpres 2019 dan 2024?
“Seingat saya memang pernah ada perjanjian itu, itu bisa jadi batu pijakan dan jadi diskusi yang baik karena diskusi-diskusi itu bisa menganalisa bagaimana pembentukan koalisi dan kesepakatan-kesepakatan seperti apa yang dituangkan dalam sebuah perjanjian,” kata Sandiaga.
Tidak hanya soal janji politik dengan Prabowo Subianto. Anies juga diserang dengan isu utang yang jumlahnya mencapai Rp50 miliar.
Sandiaga Uno yang semula ikut bersuara soal utang ini, kemudian enggan membahas lagi soal utang Anies Baswedan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta Tahun 2017.
“Setelah saya salat istikharah, setelah saya menimbang berkoordinasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini dan lebih baik nanti para pihak yang mengetahui untuk bisa menyampaikan,” kata Sandiaga.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"