KONTEKS.CO.ID – Video pernyataan Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Abdul Wachid soal dugaan mark up atau melebihkan anggaran terkait dengan komponen biaya haji, viral di media sosial.
Pernyatan itu disampaikan Abdul Wachid dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Agama pada Jumat, 10 Februari 2023. Dia menyoroti harga gelang haji milik Kemenag dan harga yang dijual di pasaran.
Kata Abdul Wachid, kelebihan anggaran atau mark up untuk gelang haji bahkan mencapai hampir 6 kali lipat. Berdasarkan laporan anggaran Kemenag sebesar Rp30.000, sementara harga jual di pasaran menurut Abdul Wachid hanya Rp5.000 rupiah.
“Pak Dirjen, ini namanya gelang haji. Ini produk tempat lahir saya. Adanya gelang haji dan logam ini itu karena jamaah waktu itu ada korban (terowongan) Mina, identitasnya tidak ada waktu itu. Dulu ini yang buat ketua yayasan saya, Sultan Agung di Jepara, dikasih proyek oleh Kementerian Agama pada waktu itu. Sekarang sudah kemana-mana, harganya Pak di sini saya lihat, Pak Dirjen bantah ucapan saya di sosial media, ini 30 ribu sama grafirnya 5 ribu Pak,” kata Abdul Wachid.
Dalam nada tinggi, Abdul Wachid menyatakan kejanggalan harga gelang haji tersebut. Karena itu, dia menduga ada mark up dan unsur permainan dalam pengadaan gelang haji ini.
“Kemarin tak itung yang buat gelang haji, yang ngerjakan dari proyek. Kamu dapat berapa, 221 ribu, 1,2 milar Pak gelang, dia suruh ngasih 200 ribu pada pihak pemenang tender. Ini tendernya vendornya siapa, vendornya orang Kemenag sendiri atau siapa,” katanya.
“Kalau saya hitung, 35.000 kali 221.000 totalnya 7 miliar Pak. Ini soal kecil tapi saya seorang pengusaha, dari hal-hal kecil saya hitung. Harganya di sana ini lima ribu lah,” kata Abdul Wachid lagi.
Lebih lengkap dalam dalam video live streaming – Komisi VIII DPR RI RDP dengan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI tautan berikut ini.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"