KONTEKS.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG meminta masyarakat malakukan panen air hujan karena kemarau panjang bakal terjadi pada tahun 2023.
Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan menyampaikan, mitigasi musim kemarau perlu dilakukan karena kemarau tahun 2023 akan lebih parah dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir. Pada 2020 sampai 2022.
Lebih Lanjut, Dodo merinci, sejumlah daerah diprediksikan mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori sangat rendah dengan akumulasi kurang dari 100 mm per bulan.
Daerah tersebut adalah sebagian Sulawesi Tengah, Bali, NTB, NTT, Sumsel, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kemudian juga Aceh, Jambi, DIY, Kalimatan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Papua.
Berikut rincian berdasarkan bulan, daerah yang mengalami kemarau panjang:
- Maret : di bagian tengah Sulawesi Tengah,
- April : sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah
- Mei : bagian selatan Sumatera Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT
- Juni : sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua bagian selatan
- Juli-Agustus : sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara dan sebagian Papua.
“BMKG bekerjasama erat dengan sektor-sektor yang dapat terdampak oleh kekeringan, dengan memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim maupun bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya,” kata Dodo.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"