KONTEKS.CO.ID – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengajak kaum milenial dan Gen Z atau sering disebut kaum zillennial, berpartisipasi mensosialisasikan gerakan tolak money politik dan SARA di Pemilu 2024.
Bagja menilai, Gen Z atau kaum zillennial memiliki banyak potensi yang mampu dimanfaatkan, termasuk dalam bidang teknologi informasi. Dimana Gen Z sendiri berada di rentang usia 18-24 tahun.
“Sudah saatnya kaum zillennial turun dan bergerak secara massif melakukan gerakan anti politik uang dan politisasi SARA, terutama melalui media informasi,” kata Bagja dikutip pada Minggu, 19 Februari 2023.
Bagja meyakini gerakkan sosial yang dilakukan kaum muda akan memiliki dampak besar secara langsung di masyarakat. Dan hal tersebut mengacu pada bonus demografi Indonesia.
Demi memacu kemampuan millennial dan Gen Z, Bawaslu membentuk Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P), dimana ada kaum muda yang ikut diberi pemahaman akan bahaya politik uang dan politisasi SARA.
“Ayo teman-teman berjuang bersama kami (Bawaslu) dan masyarakat, untuk aktif sebagai kader pengawasan Pemilu,” katanya. .
Sebagai catatan, Gen Z atau Generasi zillennial merupakan kumpulan individu yang lahir antara tahun 1996-2000, ada juga memperkirakan pada 90-an akhir hingga 2000 awal dan lainnya.
Gen Z atau Generasi zillennial terlahir pada masa transisi era digitalisasi dunia. Generasi ini dinilai mengalami perubahan besar, dari teknologi analog menuju digital.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"