KONTEKS.CO.ID – Teknik vertical rescue dengan menggunakan tandu akan dilakukan tim SAR untuk mengeluarkan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan seluruh korban helikopter Bell 421 SP dari Bukit Tamiai, Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Proses penyelamatan dengan teknik vertical rescue bukan perkara mudah. Dibutuhkan keahlian yang sangat khusus dan pengamatan medan secara mendetail selama evakuasi dilakukan.
Lalu sebenarnya apa itu vertical rescue, karena banyak masyarakat yang ternyata masih asing dengan istilah ini. Terutama yang dilakukan untuk penyelamatan dan pertolongan atau SAR.
Dapat dipastikan, kalau vertical rescue adalah bagian dari operasi SAR. Dilakukan untuk pemindahan korban pada medan yang khusus, baik dalam kondisi basah maupun kering.
Korban akan dipindahkan ke titik tinggi atau sebaliknya, dan kemudian diangkat menggunakan tali. Bisa juga menggunakan helikopter untuk dibawa terbang ke tempat yang lebih aman dalam waktu cepat.
Bakal ada dua teknik yang digunakan dalam proses evakuasi terhadap Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono nanti. Teknik penjangkauan dan teknik evakuasi korban atau objek.
Teknik pertama adalah upaya penjangkuan objek, atau helikopter SAR akan berusaha mendekat titik koordinat untuk menurukan tim dan tandu yang akan digunakan untuk mengangkat korban.
Teknik kedua adalah berupaya dengan sangat cepat mengamankan korban dalam tandu khusus, sebelum diangkat menggunakan tali ke helikopter.
Bukan sesuatu yang mudah, tim SAR akan terus melakukan pengamatan keadaan. Situasi dan kondisi medan SAR yang memungkin dapat berubah dalam waktu cepat, yang juga harus direspons dengan cepat oleh tim SAR.
Tapi dalam teknik vertical rescue masih ada tiga pilihan lagi yang harus diputuskan untuk menjangkau korban dalam hal ini Kapolda Jambi dan korban lain yang saat ini berada di Bukit Tamiai, Kabupaten Kerinci, Jambi. Sistem Hauling, Lowering, dan Suspension.
Hauling adalah teknik vertical rescue dengan cara memindahkan korban dari posisinya ke titik atau tempat yang lebih tinggi. Korban dapat dinaikkan dengan atau tanpa menggunakan stretcher atau tandu.
Kemudian lowering, atau kebalikan dari hauling, dengan cara menurunkan korban ke titik yang lebih rendah di bawahnya. Korban juga dapat diturunkan dengan atau tanpa menggunakan stretcher atau tandu.
Lalu ada sistem suspension, atau pemindahan korban dengan cara diseberangkan baik ke titik yang lebih tinggi, sejajar, maupun lebih rendah dari posisi korban berada. Teknik ini merupakan alternatif terakhir mengingat penggunaan teknik ini akan memakan waktu cukup lama dan peralatan yang digunakan juga relatif lebih kompleks.
Evakuasi Lewat Udara Dianggap Efektif
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, proses evakuasi akan dilakukan dari udara untuk mengangkat korban. Evakuasi melalui udara dianggap paling efektif karena korban harus segara dibawa untuk menjalani perawatan.
“Paling efektif udara, dari Jambi ke lokasi membutuhkan waktu lebih dari 10 jam. Ini sudah hari kedua, kita harus segera membawa korban untuk ditolong,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Senin, 20 Februari 2023.
Ditambahkan Ramadhan, penyelamatan tentu diutama terhadap Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono yang kondisinya paling serius karena mengalami patah tangan, ketimbang korban lain.
Dalam evakuasi besok, telah dipersiapkan 6 helikopter. Dua dari Baharkam, satu BKO dari Polda Sumsel, satu milik Basarnas, satu milik TNI AU dan satu heli milik swasta.
Tentunya, proses evakuasi akan menggunakan helikopter yang sesuai dengan kondisi nyata di lokasi saat evakuasi akan dilakukan.
“Apa yang diterjunkan, pasti akan menyesuaikan. Kami menyiapkan 6 helikopter, 2 dari Baharkam, 1 dari Polda Sumsel, satu dari Basarnas, 1 dari TNI AU, dan 1 dari swasta. Yang besar dari Baharkam, kami siapkan 6 untuk evakuasi udara,” katanya.
“Tim dokter, ahli bedah, selain membawa obat dan oksigen terus melakukan perawatan. Fokus ke Kapolda yang mengalami cidera yang lebih dari korban lain,” kata Ramadhan lagi.
Perencanaan Basarnas Jambi
Kepala Operasi Basarnas Jambi, Manca, menyampaikan kalau persiapan untuk proses evakuasi terhadap Kapolda Jambi dan seluruh penumpan dan kru helikopter Bell 412 sudah dilakukan.
Selain mempersiapkan helikopter yang digunakan, Basarnas Jambi juga mempersiapkan tim yang akan melakukan pengangkatan terhadap seluruh korban.
“Semua sudah kami persiapkan. Alat-alat juga sudah kita persiapan,” katanya.
Ditambahkan Manca, tim SAR darat yang sudah berada di lokasi, dengan jumlah 20 orang akan melakukan pembersihan areal seluas 50 meter, sebagai wilayah aman untuk dilakukan vertical rescue terhadap seluruh korban.
“Tim tambahan membersihkan wilayah untuk heli SAR mendekat lokasi atau titik koordinat. Areal 50 meter yang akan dibersihkan,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"