KONTEKS.CO.ID – Irjen Pol Wahyu Widada menempati posisi baru sebagai Kabaintelkam Mabes Polri. Teman seangkatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ini akan menggantikan Komjen Pol Ahmad Dofiri yang dimutasi jadi Irwasum.
Perjalanan karier cemerlang Wahyu Widada tidak diraih dengan mudah. Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (AS SDM) Polri ini mengaku pernah diremehkan oleh pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Polda Metro Jaya.
Dikutip dari tayangan Instagram @polresmetrojaktim, Senin 27 Februari 2023, Wahyu Widada mengaku pernah diragukan sebagai peraih Adhi Makayasa.
Pengakuan Ketua Tim Naskah Visi Misi Kapolri disampaikan di hadapan ratusan personel Polri di sebuah acara.
Irjen Wahyu menceritakan bagaimana awal karirnya tidak berjalan dengan baik.
Wahyu mengatakan, banyak anak buahnya hanya melihat sisi nikmatnya saat ini yang menyandang pangkat Irjen.
“Mungkin kalian sekarang melihat saya bintang dua, enak ya Pak Wahyu bintang dua,” lanjut pria lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 ini.
Wahyu kemudian bercerita, dirinya memang lulusan ranking satu di Akpol angkatan 1991. Sehingga, dirinya selalu berada di garis start paling terdepan.
“Namun, begitu penempatan, langsung mundur di paling belakang,” kata dia.
Usai lulus Akpol, Wahyu ditempatkan di Direktorat Samapta Mabes Polri penempatan pada Subditpol Udara.
Beberapa tahun kemudian, dia mendaftar ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Namun, saat mendaftar, Wahyu mendapat perlakuan tak mengenakkan hingga membuat dirinya mengelus dada.
“Bahkan saya mendaftar PTIK di Polda Metro Jaya, saya menuliskan lulus Akpol rangking 1. Kemudian ditanya sama seorang PNS, memang benar bapak ranking satu?” kata Wahyu menirukan ucapan PNS tersebut sambil mengelus dada.
Di PTIK Wahyu mengejar target agar biar mendapatkan ranking. Dia pun rajin belajar hingga lulus di tahun 1998.
“Di mana caranya saya dapat ranking. Belajar..belajar. Lulus ranking 2. Penempatan Direktorat Samapta Mabes Polri,” katanya.
Wahyu kemudian mempunyai keinginan untuk menjadi reserse. Namun, kesempatan itu tertutup.
Akhirnya dia mendaftar untuk Penyidik Pol Air. Namun, saat pendidikan dimulai dan telegram rahasia (TR) turun, dirinya tak diizinkan untuk mengikuti pendidikan.
“TR-nya dikeluarkan, saya tidak boleh berangkat sama bos saya. Cuma jadi penyidik Pol Air saja gak boleh,” katanya.
Meski begitu dia tak menyerah, Wahyu kemudian memutuskan untuk belajar di Selandia Baru.
Dia kemudian lulus dan kemudian menjabat posisi strategis di Korps Bhayangkara. Kini Irjen Pol Wahyu Widada dipercaya menjabat Kabaintelkan Mabes Polri. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"