KONTEKS.CO.ID – Beredar kabar viral Irawati Puteri, mantan sales promotion girl (SPG) berhasil lolos beasiswa LPDP jenjang S2 di Stanford University.
Baca juga: Irawati Puteri Bukan Hanya Diterima S2 di Stanford University, tapi Juga Berkeley Law
Tentu hal adalah hal yang sulit, namun Irawati memberikan beberapa tips bagaimana agar bisa lolos beasiswa LPDP.
Mungkin beberapa dari Anda ada yang bercita-cita untuk bisa kuliah di luar negeri tanpa mengeluarkan biaya banyak, bahkan gratis.
Salah satunya melalui program beasiswa yang terkenal LPDP. Beasiswa ini merupakan program favorit mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di magister atau doktor.
Menurut penuturan Ira -panggilan akrab Irawati Puteri, setidaknya ada empat hal yang harus Anda lakukan bila ingin lolos beasiswa LPDP, khususnya untuk perguruan tinggi di luar negeri.
Pertama, mempersiapkan dokumen TOEFL atau IELTS dari jauh-jauh hari. Bahkan untuk mendapatkan hasil maksimal, dia mengaku telah mengulang dokumen TOEFL-nya sebanyak 5 kali.
Ira mengulang dokumen hingga mendapatkan nilai sempurna pada hampir seluruh subsections. Akhirnya ia mampu meraih nilai TOEFL di atas 110.
Kedua, karena LPDP melihat dampak maka baiknya Anda memiliki kegiatan yang berpengaruh positif bagi masyarakat. Irawati Putri sendiri memiliki kegiatan sosial di luar kampus bernama Estafet Kebaikan sebagai membuat wadah bermain bagi anak yang gratis, aman, dan edukatif.
Ketiga, mengasah kemampuan berbahasa Inggris terutama dalam hal berbicara. Menurutnya, hal itu bisa jadi nilai tambah saat proses interview beasiswa LPDP.
Keempat, banyak melakukan riset mengenai hal-hal mendasar seperti persyaratan administratif beasiswa, daftar universitas yang ada di dalam list LPDP, hingga informasi mengenai jurusan yang dituju.
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menyusun aplikasi yang baik untuk beasiswa LPDP, sebaiknya lebih intens berkomunikasi dengan para alumni.
Saat ini, dia bekerja sebagai Legal dan Policy Manager. Bahkan masih aktif dalam membangun Estafet Kebaikan dan mengajar anak-anak untuk debat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"