KONTEKS.CO.ID – Presiden Jokowi memerintahkan semua lembaga terkait dan elemen masyarakat terus melakukan mitigasi bencana. Karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi bencana alam yang besar.
Dengan mitigasi yang matang, Jokowi berharap pemerintah dari pusat hingga daerah, termasuk masyarakat telah siap dan tahu apa yang harus dilakukan.
“Skenario harus juga disiapkan, kalau pas terjadi misalnya gunung berapi larinya ke mana, kalo pas ada gempa bumi larinya ke mana,” kata Jokowi saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 2 Maret 2023.
Presiden Jokowi membengkokkan, selama ini hal-hal seperti itu sering diabaikan. Sehingga saat bencana datang menjadi panik dan tidak siap.
“Seperti ini secara detail yang sering kita abai. Pas ada bencananya kita pontang panting,” tegasnya.
Jokowi khawatir bila ada bencana alam besar, semua tidak siap dan memakan korban sangat besar seperti gempa bumi di Turki.
“Ini sebagai contoh di Turki, korban sekarang yang meninggal sudah 51.000 jiwa dan ribuan masih hilang,” ujarnya.
Atas dasar itu Jokowi meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengidentifikasi potensi potensi bencana yang ada di daerah masing-masing.
Seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, erupsi gunung berapi, kebakaran hutan, tsunami hutan dan lainnya. Selain itu Presiden Jokowi mengingatkan semua Pemda untuk selalu menyiapkan dana tanggap bencana yang bisa digunakan langsung saat bencana menerjang.
“Yang lebih penting lagi siapkan anggarannya. Jangan sampai BPBD berteriak pak tidak ada anggarannya, atau ada yang menyampaikan pak anggarannya kecil sekali. Padahal jelas-jelas, daerah itu sering terjadi bencana,” tegasnya.
Jokowi mengungkapkan, hingga saat ini penganggaran untuk antisipasi di setiap Pemda tidak pernah mendapat perhatian. Sehingga saat terjadi bencana semua berharap bantuan dari pemerintah pusat.
“Siapkan, jangan setiap bencana yang ditelepon kepala BNPB, Menko PMK, daerah dulu mestinya. Kalau besar dan tidak memiliki kemampuan baru pemerintah pusat,” pungkasnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"